Tadi pagi, aku dan suami mencoba membuat video edukasi obat. Lucu dech. Beberapa kali "take" salah terus. Mulai dari kamera handycam yang goyang membuat hasil gambar jadi kabur, aku yang lupa naskah, pelafalan yang kurang jelas dan pakai acara nge-blank di tengah-tengah syuting lagi. Baru ngerasain ternyata jadi artis capek dong yah. Aku aja yang cuma membuat video amatiran terasa banget pegelnya. Tapi setelah melihat hasilnya ada rasa puas luar biasa.
Nggak Tau Kenapa...
Dulu, suamiku pernah bilang, "Dek.. coba dech kita buat video edukasi obat, nanti kita taro di website dan di yutube. Video singkat-singkat aja, nggak usah yang berat-berat.."
Aku menanggapinya dengan gamang. Sudahlah pekerjaanku menyita waktu, amanah di rumah juga masih "keteteran" , sekarang mau ditambah dengan acara syuting video. Hadeuhh... apa nggak sekalian aja bikin film pendek atau sinetron kejar tayang? Begitu gerutukku dalam hati waktu itu.
Tapi herannya, nggak tau kenapa, ide suamiku itu kok bisa-bisanya terkabul juga. Seperti apa yang terjadi hari ini. Aku sudah memulai video pertamaku. Dan bukan karena aku yang ingin lho ya. Ini juga terpaksa karena tuntutan tugas di kantor. Aku harus membuat inovasi.
Kembali lagi, seperti de javu.
Apa yang dulu tercetus sekarang meletus!
Inikah yang namanya takdir? Setahun yang lalu terbersit... menjadi nyata hari ini.
Sekuat apapun aku berusaha menghindar tapi akhirnya ketemu juga. Mau bagaimana lagi? Semua harus dijalani. Terimakasih duhai suamiku yang selalu setia menemani dan membantuku.
Tuntutan profesi agar aku mengamalkan ilmu yang sudah aku dapatkan di bangku kuliah dulu. Ilmu tentang obat dengan segala seluk beluknya. Mulai dari khasiat, cara penggunaan, efek samping sampai dengan interaksi obat. Selepas aku lulus profesi apoteker, suamiku menghadiahi aku sebuah website yaitu : www.informasi-obat.com, hadiah yang sekaligus PR buatku sebenarnya. Di website itu ada kategori konsultasi online. Hal ini pada awalnya aku tolak,
"Bi, aku kan baru lulus, udah gitu belum pengalaman apa-apa, nggak mau ah, takut, menjawab konsultasi obat itu buat apoteker yang sudah ahli bukan seperti Umi ini.." Kataku pada suamiku yang aku panggil Abi, . Kemudian jawaban suamiku apa coba? Begini, "Dek, apakah ada peraturan bahwa apoteker yang baru lulus itu tidak boleh menjawab konsultasi? Saya heran, sebagai orang awam saya pikir apoteker ya apoteker! Dia adalah tempat bertanya seputar obat. Dek, kalau Adek tidak mau mencoba dan tidak berani, kapan mau pinter? Nanti ilmu kamu nguap lho! Lagian orang awam tidak butuh jawaban njelimet sampai rumus kimia obat atau reaksi obat, kan?"
Nyess banget... Jawaban itu yang membuat aku bersemangat belajar menjawab konsultasi obat walaupun dengan jawaban yang sederhana dan jauh dari sempurna. Perlahan tapi pasti lama-lama juga akan berkembang dan lebih baik.Nggak tau kenapa, akhirnya aku nyebur juga.
"Bi, aku kan baru lulus, udah gitu belum pengalaman apa-apa, nggak mau ah, takut, menjawab konsultasi obat itu buat apoteker yang sudah ahli bukan seperti Umi ini.." Kataku pada suamiku yang aku panggil Abi, . Kemudian jawaban suamiku apa coba? Begini, "Dek, apakah ada peraturan bahwa apoteker yang baru lulus itu tidak boleh menjawab konsultasi? Saya heran, sebagai orang awam saya pikir apoteker ya apoteker! Dia adalah tempat bertanya seputar obat. Dek, kalau Adek tidak mau mencoba dan tidak berani, kapan mau pinter? Nanti ilmu kamu nguap lho! Lagian orang awam tidak butuh jawaban njelimet sampai rumus kimia obat atau reaksi obat, kan?"
Nyess banget... Jawaban itu yang membuat aku bersemangat belajar menjawab konsultasi obat walaupun dengan jawaban yang sederhana dan jauh dari sempurna. Perlahan tapi pasti lama-lama juga akan berkembang dan lebih baik.Nggak tau kenapa, akhirnya aku nyebur juga.
Aku tidak pernah menyangka.
Profesi sebagai apoteker membawaku sudah sejauh ini. Aku pernah bekerja di apotek selama 4 tahun lebih, di situ aku mendapat banyak ilmu dan pengalaman. Jumlah obat yang entah berapa ratus item sudah kuhafal semua. Learning by doing, karena aku praktek di apotek setiap hari.
Kebetulan apotek tempat kerja pertamaku selepas lulus apoteker itu mempunyai praktek dokter yang lengkap mulai dari dokter umum, gigi, spesialis penyakit dalam, anak, mata, THT, syaraf dan kulit. Coba itu... banyak sekali bukan?
Aku bersyukur karena di apotek aku menjadi kaya ilmu obat dan penyakit. Mahir membaca tulisan dokter yang berbeda-beda. Mulai dari tulisan ceker ayam sampai sandi rumput lengkap semua. Kaget sekali ketika pertama kali melihat resep dari dokter spesialis anak yang terlihat seperti garis lurus dan sedikit lekukan di awal, tengah atau hanya ujungnya saja. Kok bisa-bisanya ya? Ternyata kuncinya adalah di persediaan obat kita. Hafalkan saja sediaan obatnya maka kita pasti bisa membacanya. Kebetulan dokternya sudah bertahun-tahun praktek di apotek kami. Aku banyak dibantu oleh apoteker dan asisten apoteker senior yang sangat sabar mengajari dan membimbingku yang masih hijau ini. Pengalaman dengan pasien pun sudah tak terhitung jumlahnya. Pernah salah obat? Tentu pernah, wong resepnya minta ampun banyaknya. Tapi alhamdulillah semua bisa dilalui dengan baik dan mulus. Tidak sampai terjadi hal fatal karena sudah langsung terdeteksi jika ada salah pemberian obat. Aku merasa sangat lega. Melayani pasien itu ada kepuasan dan tantangannya tersendiri. Terimakasih untuk tim apotek yang sudah memberiku hari-hari paling seru dan berharga.
Selain bekerja di apotek aku juga mengajar di sekolah menengah kejuruan farmasi. Tentu saja aku sudah mempunyai bekal pengalaman selama di apotek yang bisa aku bagikan kepada para calon asisten apoteker itu. Aku mengajar Farmakologi, Undang-Undang Farmasi dan menjadi pengawas praktek farmasetika di lab. Aku termasuk guru yang suka mencari-cari metode mengajar yang unik dan menyenangkan. Karena bagiku, murid itu akan sangat bergantung pada cara guru mengajarinya. Jika mereka senang maka ilmu pun mudah tersampaikan. Pernah aku memutar film "Lorenzo's Oil" hanya sekedar untuk membuka wacana mereka tentang ilmu farmasi yang bisa melahirkan keajaiban. Bagi yang penasaran, silahkan browsing di yutube ya, seperti apa film yang dibintangi oleh Susan Sarandon dan Nick Nolte itu. Keren banget menurutku, luar biasa perjuangan orangtua untuk kesembuhan anaknya sampai-sampai bisa menemukan formulasi minyak yang bisa membantu penyembuhan penyakit Lorenzo. Kalau suka duka mengajar pastinya sama. Mulai dari anak murid yang jail, iseng dan ada juga yang baik hati dan lucu. Komplit! Terimakasih ya murid-muridku yang tiada duanya.
Dua dunia yang kujalani berbarengan. Membentuk aku menjadi pribadi yang lebih matang. Walaupun capeknya pake bingits.. tapi aku senang menjalaninya.
Sampai pada suatu saat, ketika lelah itu sudah sampai ubun-ubun. Terucaplah do'a, "Ya Allah, aku ingin bekerja tapi yang bisa libur sabtu dan minggu, bekerja yang bisa memberiku ruang untuk mengatur ritme dan tenagaku. Bekerja yang membuat aku mengenal banyak hal dan pengalaman. Aku ingin lebih banyak waktu untuk keluarga... aku capek, Ya Allah.. mengajar itu perlu energi besar dan kesabaran tingkat Harvard. Bekerja di apotek pada malam harinya juga melelahkan bukan kepalang. Aku ingin perubahan yang lebih baik Ya Allah... "
Dan nggak tau kenapa... Allah mengabulkan do'aku... setelah beberapa kali gagal dalam menjalani test cpns. Akhirnya aku lulus test di pemda DKI Jakarta, tepatnya pada tahun 2011.
Disinilah aku sekarang. Di sebuah puskesmas yang luar biasa. Walau di puskesmas tapi aku mendapatkan banyak pengalaman dan kesempatan emas. Walau kami sadari belumlah sempurna tapi teman-teman sejawat banyak yang ingin mendapatkan sharing ilmu dari kami. Alhamdulillaah semoga bermanfaat untuk semua. Pencapaian ini tak akan ada tanpa kesolidan dan kerja keras dari tim puskesmas yang kece badai, terimakasih ya Nak!
Berbagai pelatihan, undangan menjadi narasumber dan tim pembuat kebijakan sudah aku dapatkan. Padahal akupun masih belajar. Semoga saja semua itu cara Allah memberiku pelajaran berharga, Bertemu dengan orang-orang hebat membuatku semakin bersemangat. Ingin sekali seperti mereka yang kompeten sekali di bidangnya. Kagum saya dengan mereka! Ada yang ahli di bidang Farmasi Rumah Sakit, Perguruan Tinggi Farmasi, Organisasi Profesi, Dinas Kesehatan dan tentunya para pemegang kebijakan di Kementrian Kesehatan. Aku mah apa atuh? Begitu kata Cita Citata. Terpilih menjadi wakil Farmasi Komunitas khususnya Puskesmas yang rajin melahirkan inovasi membuatku menjadi takut. Kenapa? Iya, takut kalau-kalau apa yang aku lakukan sebenarnya tidak hebat-hebat amat. Tapi itulah Maha Pemurahnya Allah. Dia memberiku banyak kesempatan untuk belajar dan terus belajar. Dengan segala keterbatasanku, jikalah dipandang luar biasa semata-mata karena Allah menutupi kekuranganku. Banyak yang lebih baik daripada aku...Banyak teman-teman sejawat dari propinsi lain yang tak kalah hebatnya seperti Uni Helen Asy-Syifa, pemeran Angela dalam duet penulisan kami yaitu cermin Devila-Angela. Aku banyak belajar dari beliau. Salut dengan semangatnya yang selalu konsisten. Juga ada Mba Maria Amandit yang keren banget. Banyak sekali teman-teman sejawat apoteker yang sudah singgah di hatiku. Berjuang bersama-sama demi kemajuan profesi. Terimakasih ya gaes..!
Berbagai pelatihan, undangan menjadi narasumber dan tim pembuat kebijakan sudah aku dapatkan. Padahal akupun masih belajar. Semoga saja semua itu cara Allah memberiku pelajaran berharga, Bertemu dengan orang-orang hebat membuatku semakin bersemangat. Ingin sekali seperti mereka yang kompeten sekali di bidangnya. Kagum saya dengan mereka! Ada yang ahli di bidang Farmasi Rumah Sakit, Perguruan Tinggi Farmasi, Organisasi Profesi, Dinas Kesehatan dan tentunya para pemegang kebijakan di Kementrian Kesehatan. Aku mah apa atuh? Begitu kata Cita Citata. Terpilih menjadi wakil Farmasi Komunitas khususnya Puskesmas yang rajin melahirkan inovasi membuatku menjadi takut. Kenapa? Iya, takut kalau-kalau apa yang aku lakukan sebenarnya tidak hebat-hebat amat. Tapi itulah Maha Pemurahnya Allah. Dia memberiku banyak kesempatan untuk belajar dan terus belajar. Dengan segala keterbatasanku, jikalah dipandang luar biasa semata-mata karena Allah menutupi kekuranganku. Banyak yang lebih baik daripada aku...Banyak teman-teman sejawat dari propinsi lain yang tak kalah hebatnya seperti Uni Helen Asy-Syifa, pemeran Angela dalam duet penulisan kami yaitu cermin Devila-Angela. Aku banyak belajar dari beliau. Salut dengan semangatnya yang selalu konsisten. Juga ada Mba Maria Amandit yang keren banget. Banyak sekali teman-teman sejawat apoteker yang sudah singgah di hatiku. Berjuang bersama-sama demi kemajuan profesi. Terimakasih ya gaes..!
Nggak tau kenapa...
Impian-impianku untuk farmasi di puskesmas terwujud satu per satu. Indaaahh sekali. Ya Allah... nikmat-Mu begitu besar untukku.
Impian yang selalu bergandengan dengan berbagai ujian dan cobaan yang mendewasakan dan menguatkanku.
Sebanding.
Nggak tau kenapa...
Air mataku kini mengalir deras, teringat semua perjuangan untuk mencapai impian ini. Menuliskan cerita ini adalah juga berkat pertemuanku dengan ODOP, One Day One Post yang dibidani oleh Bang Syaiha. Terimakasih atas ilmu dan tips-tips untuk membuat tulisannya ya, Bang! Aku akhirnya mempunyai sebuah blog yaitu : www.labirintoska.blogspot.go.id
Kalau di blog, aku menjadi diriku yang lain lho. Kalau penasaran, cekidot aja!
Nggak tau kenapa, cerita "Muhammad Giwana Sang Ksatria" atau lebih dikenal dengan "Kang Giwa" begitu melekat kuat ibarat lem super glue yang dijual abang-abang di bis, yang kalau sudah dipakai nempelnya nggak mau pergi. Hehehe...
Kalau di blog, aku menjadi diriku yang lain lho. Kalau penasaran, cekidot aja!
Nggak tau kenapa, cerita "Muhammad Giwana Sang Ksatria" atau lebih dikenal dengan "Kang Giwa" begitu melekat kuat ibarat lem super glue yang dijual abang-abang di bis, yang kalau sudah dipakai nempelnya nggak mau pergi. Hehehe...
Sekarang aku tahu kenapa...
Dia...
Ya, jawaban dari semua ini adalah : Dia yang Maha dari segala Maha...
Senang baca kisahnya. Makasih mba.
ReplyDeleteSemangat. 😀😀
Semangat Na...
DeleteSenang sekali membaca pengalamannya mb. Sukses terus.
ReplyDeleteTerimakasih mba wiwid... aku mulai kembali menulis lagi nih... terpuruk dengan pekerjaan.
DeleteKenapa Dia apa mba Ind? Kenapa? Ayo jelaskann.....
ReplyDeleteSudah kusempurnakan ceritanya... Dia itu adalah Allah... maaf
DeleteKeren banget, mbak indriiii...
ReplyDeleteUni adalah inspirasiku... big hug... Angela... nanti kita lanjut ya kisah kita... apakah kau masih berduka?
DeleteUni adalah inspirasiku... big hug... Angela... nanti kita lanjut ya kisah kita... apakah kau masih berduka?
DeleteHebat mb Indri....dua jempol deh
ReplyDeleteterimakasih mba Lisa... aku kangen...
DeleteSuper... Teh. Semoga menjadi penyemangat buat saya dan teman-teman yang membaca.
ReplyDeleteAaamin terimakasih Kak Andy
DeleteSuper... Teh. Semoga menjadi penyemangat buat saya dan teman-teman yang membaca.
ReplyDeleteSuper... Teh. Semoga menjadi penyemangat buat saya dan teman-teman yang membaca.
ReplyDeleteMabrokkk mba, sukses dan semangat terus yah. Semoga berkah untuk mba Indri sekeluarga, dan ilmunya bermanfaat buat banyak orang.
ReplyDeleteAamiin. Ilmu yang sederhana semoga berguna. Saya hanya manusia biasa yang jauh dari sempurna.
DeleteWiiihhh...seru bacanya. Semangat Mba...
ReplyDeleteInsyaAlloh tetap semangat mba Denik...
Deletebahkan setelah saya lulus sarjana dulu, saya masih bingung dan belum ngeh benar dengan peran apoteker, alhamdulillah, saya ditunjukkan jalan oleh Dia yang Maha dari segala Maha unutk ketemu sama ibu,dapet ilmu macem2 dari ibu, dan jadi ngerti apoteker itu bisa melakukan berbagai macam hal dengan banyak cara agar ilmunya bermanfaat bagi masyarakat.
ReplyDeleteTulisan ini, menjadi penyemangat di tengah tumpukan revis laporan PKPA
thanks a lot mom :*
thanks to you for having good time with us. All of you are my miracle...
Delete