Wednesday, March 30, 2016

"Si Novik Ketemu Jodoh..."



"Ind... Saya sudah kirim via wa ya... bisa ya ikutan..." Kata Bu Ucy.
"Oh.. tentang apa ya Bund?" Jawabku sedikit bingung.
"Sinovik..." Begitu beliau mengakhiri sapaan singkat pagi itu sebelum akhirnya naik ke lantai 2 menuju ruangan MR (Management Representative).

Rabu, 10 Februari 2016.
Seperti pagi-pagi sebelumnya. Setiap karyawan pasti melewati ruang tempat kami bekerja. Ruang Apotek Puskesmas yang terletak sebelah kanan pintu utama. Kadang ada yang sekedar "Say Hello" ataupun  mampir untuk bertanya tentang obat. Bisa juga beberapa orang mampir karena mencari aku. Termasuk Bu Ucy, beliau adalah MR kami di Puskesmas. Semua program terkait mutu dan akreditasi adalah tupoksi beliau.


Aku langsung mengecek wa yang masuk. Oow..! Kulihat kiriman capture surat edaran dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta tentang ajang inovasi yang diadakan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan). Dalam surat edaran tersebut terdapat lampiran siapa-siapa saja yang diberikan mandat. Terdapat 5 tim GKM (Gugus Kendali Mutu) yang diberikan tugas ini yaitu mereka yang meraih Platinum Award di ajang TKMPN (Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional) yang diadakan di Yogyakarta pada pertengahan bulan November 2015 yang lalu. Salah satunya adalah tim kami : GKM OBOR. Perlahan aku membaca isi surat edaran tersebut dan bertemulah kata "SiNovik". Betapa kagetnya aku setelah membaca tenggat waktu pendaftaran hanya sampai tanggal 12 Pebruari 2016 jam 24.00. Artinya hanya tinggal 2 hari lagi!!!

Bagaimana ini???
Sebelumnya terjadi informasi yang simpang siur tentang SiNovik yang membuat kami bingung apa yang harus dilakukan terlebih dahulu. Kami belum mendapatkan kejelasan tentang ID dan Password untuk mengakses aplikasi SiNovik yang bebasis online yang berulangkali kami coba dan gagal. Selain itu juga surat edaran resmi pun belum kami terima. Hanya arahan via wa saja. Dalam ketidakjelasan itu aku berinisiatif menghubungi salah satu temanku yang tim GKM-nya mendapat mandat serupa.
"Ana.. kamu udah dapat surat edaran tentang SiNovik belum?" Tanyaku pada Ana, fasilitator GKM Geranium. Ohya, setiap gugus mempunyai nama filosofis berbeda-beda yang mewakili visi atau misi masing-masing tim. Seperti kami misalnya, OBOR = Optimalkan Budaya Obat Rasional. Begitulah kira-kira. 
"Enggak tuh.. Gue belum tau" Kata Ana.
"Masa? Coba kamu tanya MR kamu dech.. ada surat edarannya kok, tim kamu juga disuruh ikutan!" Jawabku.
"Lha.. kan Gue sendiri MR-nya.. hehe" Jawab Ana sambil tertawa.
"Kok bisa begitu ya...? Coba kamu cari info dech Na, ke temen-temen MR yang lain" Pintaku.
"Okey...betewe.. thanks ya infonya!" Ana mengakhiri pembicaraan via handphone antara kami saat itu. 

KAJEL. Bukan Kajool lho yaa...beda! kalau Kajool mah artis India yang membintangi Kuchi-Kuchi Ho Tahei. Tau kepanjangan Kajel? Itu artinya "Kagak Jelas". Ya! Informasi SiNovik ini kajel banget dan sedikit aneh ketika tim lain ada yang sama sekali tidak terpapar informasi ini. Hmm... jangan salahkan kami jika kamipun menanggapinya dengan KEZEL. Tau arti kezel? Hehehe.... maksudnya "kesel" alias kesal.  Mau diperjelas? kezel...kezel..kezel...dech Cynnn...!

Kembali ke pembahasan SiNovik.
Apa itu SiNovik? 
SiNovik adalah ajang kompetisi Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik yang diadakan oleh Menpan dengan melibatkan semua lembaga ataupun kementrian termasuk pemerintah daerah untuk menampilkan inovasi yang sudah dilakukan. Inovasi yang sudah dilakukan kemudian dituangkan dalam sebuah proposal yang dapat didaftarkan via website secara online dengan menggunakan User ID dan Password yang diberikan kepada masing-masing institusi. Proposal tersebut memiliki kriteria khusus seperti jumlah kata maksimal dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Kurang lebih ada 15 pertanyaan dalam aplikasi tersebut. Sebagai data pendukung, kita dapat meng-upload foto atau video terkait inovasi yang kita lakukan. Pemenuhan kriteria penilaian akan menentukan layak tidaknya suatu inovasi tersebut untuk masuk dalam TOP 99 yang kemudian disaring lagi menjadi TOP 33 yang berkesempatan mengikuti ajang UNPSA (United Nation Public Service Awards) yang diselenggarakan oleh PBB semenjak tahun 2003. Prestasi Indonesia tahun 2015 diangkat oleh UPTPK Sragen, Jawa tengah,  yaitu Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan, yang mendapat juara 2 regional Asia Fasifik. Keren khaan...?
Diberitakan UPTPK menjadi Juara II Regional Asia Pasifik pada kategori Promoting Whole of Government Approaches in the Information Age (Mendorong Pemerintahan Berbasis Pendekatan Kolaboratif dalam Era informasi).

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jendral_d36b/uptpk-antara-inovasi-daerah-dan-kekakuan-jakarta-refleksi-hari-jadi-kabupaten-sragen-ke-269_556b69bb2ab0bdb24fe40ede
Diberitakan UPTPK menjadi Juara II Regional Asia Pasifik pada kategori Promoting Whole of Government Approaches in the Information Age (Mendorong Pemerintahan Berbasis Pendekatan Kolaboratif dalam Era informasi).

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jendral_d36b/uptpk-antara-inovasi-daerah-dan-kekakuan-jakarta-refleksi-hari-jadi-kabupaten-sragen-ke-269_556b69bb2ab0bdb24fe40ede

United Nation Public Services Award (UNPSA)

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jendral_d36b/uptpk-antara-inovasi-daerah-dan-kekakuan-jakarta-refleksi-hari-jadi-kabupaten-sragen-ke-269_556b69bb2ab0bdb24fe40edUNPSA ( 
Mendekati injury time kami akhirnya diberikan kabar untuk segera menginput sistem tersebut dengan ID dan password yang dibuat baru. Alamak!!! 
Mulailah jantung berdetak kencang, pikiran mengawang-awang, apalah mau dikata? Awalnya kami mengira tidak ditindaklanjuti ternyata sebaliknya. Aku segera menemui Kepala Tata Usaha perihal intruksi dadakan ini dan beliau menyerahkan sepenuhnya kepadaku. 
"Terserah kamu Ind, waktunya mepet banget, gimana ya kasihan juga kamunya... mana harus buat proposal dan video juga, keburu nggak tuh waktunya... Saya sih dukung-dukung aja, silahkan!" Begitu arahan Ka.TU kami. 
Terserah aku? Olala... posisi sulit.
GKM OBOR juara 1 tingkat provinsi... masa iya mundur sebelum berperang? Yaudah jalanin aja. 
Akhirnya aku pelajari SiNovik via website www.sinovik.menpan.go.id . Dengan segala keterbatasan tim kami yang saat itu sulit untuk diajak koordinasi karena mereka sibuk dengan tugasnya sebagai Asisten Apoteker yang notabene hanya sendirian di Puskesmas Kelurahan. Tak tega rasanya membebani mereka dengan tugas dadakan ini. Akhirnya aku mencoba mendiskusikan persiapan SiNovik dengan salah satu anggota tim kami yaitu Rizka. 

Satu per satu pertanyaan SiNovik berusaha aku jawab. Inovasi kami mengangkat suatu aplikasi atau sistem atau software untuk pengelolaan obat di Puskesmas. Terkait dampak kepada pelayanan publik? pastinya ada. Pasien mendapatkan pelayanan kefarmasian yang optimal, baik dari segi komoditi obat yang berkualitas, informasi obat yang jelas juga service yang lebih cepat. Tapi ada satu hal yang terasa mengganjal. Yaitu inovasi kami terlihat seolah lebih menitikberatkan pada masalah internal. Padahal dampak kepada masyarakat jelas terlihat. Hanya saja jika dibandingkan dengan judul inovasi-inovasi dari pemerintah daerah lain sepertinya memang agak lain sendiri. Contoh kalau dibandingkan dengan UPTPK Sragen yang sudah dibahas di atas, beda kan? Lantas, apakah kami tetap bisa lanjut? Bisa! Ya bisa-bisa aja... cuma satu permasalahannya... WAKTU.

Jum'at, 12 Februari 2016
"Ind.. kamu bisa datang ke Balaikota, Ruang Ortala yaa.. nanti kami dampingi untuk input SiNovik" Kata salah seorang tim SDK (Sumber Daya Kesehatan) Dinas Kesehatan DKI Jakarta. 
"Sekarang, Bu?" Jawabku bingung. Bagaimana tidak bingung, hari itu bentrok dengan pelatihan farmasi klinis yang harus aku ikuti. Duh, rasanya otak ini sudah help-help...minta tolong. Mana yang harus aku pilih? Kamu atau Dia?  #Eeaaa...iih apaan sih? "Jaka sembung" yah. Kembali ke laptop! Mana ada pilihan kalau namanya intruksi. Mau tidak mau, suka tidak suka, harus terima. Akhirnya aku hanya mengisi absen di pelatihan lalu cusss menuju Balaikota.

RUANG ORTALA
"Heyy... Obor yaa..." Sapaan itu mengagetkanku.
"Haaii... Gendhis yaa?" balasku cepat sambil cipika cipiki.
"Kalian sudah input sampai mana?" Tanyaku .
"Kami tinggal sedikit lagi nich... Mba gimana?" Jawabnya balik bertanya.
"Aku? Baru mau input... " Jawabku sambil tersenyum ketir. 
"Nggak dibagi-bagi mba? Kalau kami tiap orang dituaskan menjawab 3 pertanyaan.. jadi cepet" Katanya.
Begitulah pembaca yang budiman. Saat itu rasanya campur aduk. Kalau nasi campur sih enak yah. Tapi ini? Aku berjuang sendirian sambil menunggu Rizka datang menyusul. Sedangkan di depanku ada tim yang sudah hampir selesai. MasyaAllaah... lengkap sudah penderitaanku saat ini. Berbekal konsep jawaban yang kubuat seadanya. Berharap bisa kukembangkan saat melakukan input secara online. Otakku mulai merasa tidak nyaman.
"Waah... aku salut dech sama Mba Indri... bisa tenang benget ngerjain sendirian... kalau aku udah kalang kabut kali mba..." Pujinya padaku.
"Hehehe.. bisa aja. Tenang dari Hongkong? Ini sudah mentok Mba Aan.. daripada stress yaudah nikmatin ajalah... tulis aja apa yang ada di otak. Nggak pake mikir.. hehe" Jawabku ngenes. Masih untung aku sudah menikah... kalau belum? Namanya Jones alias Jomblo Ngenes.. (panik begini masih bisa becanda ya? Begitulah)

Singkat cerita. Walaupun Rizka sudah datang membantu, tapi karena kami berdua saja yang berfikir, tentulah tidak akan optimal. Apalagi ada pemandangan di depan kami, Si Gendhis yang sudah tralala-trilili...Tidak heran, kami mengakui kegesitan mereka. Karena tim-nya lebih siap. Sedangkan kami? Sudah pun terseok-seok menyiapkan video dan konsep jawaban... Oalahh... andaikan diberikan waktu 3 hari saja... aku bisa mengejar semua kriteria SiNovik. Tapi nasib kami ditentukan hanya dalam waktu 12 jam! Innalillaahi... 

"Mba... kami boleh izin melanjutkan input di rumah saja? Ini sudah hampir maghrib. Hujan deras pula. Mau sampai rumah jam berapa? Kami jauh di Serpong Mba.." Pintaku kepada salah seorang staff ortala. Dengan kesepakatan yang sudah dibuat bersama, Oke, akhirnya kami diizinkan pulang. 
Hujan semakin deras. Perut pun meronta-ronta kelaparan. Aku dan Rizka pulang menaiki taksi. Dan tahukah kamu? Di dalam taksi pun kami masih melanjutkan input SiNovik. Ditemani lampu yang remuk redam atau kalau kata orang Betawi bilang mah remeng-remeng. Nggak apa-apalah, namanya juga perjuangan. Obor gitu loh... 

Sesampainya di rumahku jam dinding sudah menunjukkan pukul 8 malam. Macetnya Jakarta sudah tidak usah dibahas lagi. Rizka masih menemaniku sampai pukul 9 malam. Sampai akhirnya aku menyuruhnya pulang karena tidak mungkin dia menginap saat itu. Tinggal aku sendiri melanjutkan estafet ini. Setelah berusaha sekuat tenaga. Hampir sedikit lagi selesai. Ada beberapa pertanyaan yang sulit untuk dieksplorasi. Yaitu pertanyaan yang berhubungan dengan pemantauan inovasi kaitannya dengan masyarakat. Aku sudah lupa pertanyaannya seperti apa, tapi mendadak otakku kehabisan milisinya. Mungkin karena lelah. 
"Umi mau maksain diri? Sekarang sudah jam 11 malam... lihat kondisi Umi sudah kelelahan begitu... kenapa sih harus dipaksakan? Butuh waktu minimal 1 bulan untuk mengonsep proposal yang sempurna sayang... kalau cuma sisa 1 jam lagi? Abi kuatir tidak akan efektif, ditambah lagi Umi kan harus istirahat... nanti sakit siapa yang repot?" Suara itu membuat tongkat estafetku jatuh seketika.
"Tapi Bi... nanggung... tinggal dikit lagi... cuma lagi mentok aja nich sama pertanyaan yang ini.." Jawabku ragu.
"Ayo kita tidur!" Jawab suamiku tegas.
Hakim sudah ketuk palu.  

Senin, 28 Maret 2016
"Mba Ind... mohon ijin aku mau ambil inovasi Obor untuk ditampilkan di pameran SiNovik di Surabaya ya, ini instruksi Kepala Dinas... semua inovasi ditampilkan.." Kata Mba Aan Gendhis.
Antara percaya dan tidak percaya. Bagaimana Obor bisa ikut sedangkan ikut SiNovik saja batal.
"Iya, kami tetap bawa nama Obor kok.." Jawabnya kembali.
"Trus 3 gugus lainnya diminta tampil jugakah?" Tanyaku penasaran.
"Enggak... kami pilih Obor karena Obor yang terbaik diantara yang lainnya."

Dan aku mendapat pesan singkat via wa dari salah seorang tim SDK Dinas :

Tahun depan OBOR yang maju SiNovik yaa. Tolong Siapkan inovasinya.

Alhamdulillah.

Kalau jodoh nggak kemana...
Masih ada kesempatan kedua...

Catatan penulis : 
Gara-gara SiNovik yang menuntut kita untuk pandai merangkai kata. Akhirnya aku dipertemukan dengan satu komunitas yaitu ODOP (One Day One Post) yang dirintis oleh Bang Syaiha di www.bangsyaiha.com . ODOP mengajari setiap anggotanya untuk menulis setiap hari. Menulis apaa aja. Dari ODOP aku akhirnya mempunyai sebuah blog yaitu www.labirintoska.blogspot.co.id . Monggo mampir... banyak cerita di sana.  

Jadi ceritanya : Si Novik ketemulah dengan Si ODOP. Jodoh!

Demikian... semoga berkenan.











13 comments:

  1. Replies
    1. Alhamdulillaaah.... walaupun rasanya tidak bisa dibayangkan saat itu.

      Delete
  2. Hehehe...ketemu jodoh nih ye...semangaaaattt!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya nich mba... jodohku... maunya tuh dirimu.. aihhh.. itu mah lagu yah.

      Delete
  3. Mba Ind... mohon ijin aku mau ambil inovasi Obor untuk ditampilkan di pameran SiNovik di Surabaya ya, ini instruksi Kepala Dinas... semua inovasi ditampilkan.." Kata Mba Aan Gendhis.
    Antara percaya dan tidak percaya. Bagaimana Obor bisa ikut sedangkan ikut SiNovik saja batal.
    "Iya, kami tetap bawa nama Obor kok.." Jawabnya kembali.
    "Trus 3 gugus lainnya diminta tampil jugakah?" Tanyaku penasaran.
    "Enggak... kami pilih Obor karena Obor yang terbaik diantara yang lainnya." Baru tau tentang yang ini hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf liel... belum sempat cerita. Nantilah tgl 2 kita konsolidasi lagi.

      Delete
    2. Bahasa partai nih bu , konsolidasi hahaa. Iya Bu santai ajah :D

      Delete