Sunday, May 29, 2016

Sedikit-sedikit saja



Malam ini aku terbangun pukul 23.00 WIB. 
Inilah kebiasaanku sehabis menidurkan puteriku yang kedua. Ikut terlelap dan kemudian terbangun di jam-jam yang "nanggung" seperti ini. 
Kuambil air wudhu dan shalat Isya. Dilanjutkan dengan tilawah Qur'an melanjutkan lembar-lembar sebelumnya. Masih di surat Al-A'raf.  

Syahdunya suasana malam adalah saat-saat yang paling aku sukai. Tak jarang jika aku terbangun di malam hari maka bablas sampai aktivitas di pagi harinya tanpa terlelap walau sekejap.  Entah kenapa aku menyukai hening. Bagiku, hening adalah sumber inspirasi. Untuk apapun itu. 

Saat hening pula, imajinasiku bisa melayang kemanapun aku mau. Menuliskan apapun. Baik puisi, cerita pendek, cerita bersambung atau hanya cerita diary seperti ini bisa dengan lancar aku tuliskan.
Tapi sisi buruknya adalah besoknya badanku sedikit kleyengan dan kepalaku cenat-cenut. Hal itu aku abaikan karena kepuasanku terhadap apa yang sudah aku hasilkan dari hening adalah kenikmatan yang tak terkira. 

Bagaimana tidak? 
Sebagai seorang isteri, ibu dan seorang pegawai tentu waktuku banyak tersita. Jadi, agenda menulis menjadi terkesampingkan. Padahal setiap hari perasaan berdosa senantiasa menyelimuti. Ya, berdosa banget rasanya kalau tidak menulis. Apa boleh buat? Aku bukan wonder woman yang bisa melakukan segalanya. Kemampuanku terbatas. 

Seperti kemarin, aku harus fokus dengan tugas di kantor yaitu menyiapkan materi dan segala sesuatunya untuk menerima tamu dari Asosiasi Apoteker Sri Lanka atau Pharmaceutical Society of Sri Lanka (PSSL) yang ingin melakukan studi banding ke tempatku bekerja. Suatu anugerah dan kebanggaan tersendiri akhirnya aku bisa berbagi ilmu dan pengalaman kepada mereka walau dengan bahasa Inggrisku yang pas-pasan. Kalau dihitung-hitung sudah lama sekali tidak presentasi dalam bahasa Inggris. Sepuluh tahun mah ada. Alhamdulillah acara sukses. Aku berniat mengasah kemampuan English-ku setelah ini. Kedua puteriku adalah native speaker yang setiap hari siap membantu.

Kenapa begitu? 
Kok bisa?

Begini ceritanya, kedua puteriku memang agak unik. Bahasa sehari-hari mereka di rumah dominan bahasa Inggris. Aku tidak pernah mengajarkan apalagi meminta. Setiap kali mereka berbicara dalam bahasa Inggris aku selalu menjawabnya dalam bahasa Indonesia, kadang bahasa Sunda. Mereka sih enjoy-enjoy aja. Nah, baru terasa sekarang hikmahnya. Coba aku sedari dulu mengikuti cara komunikasi mereka, mungkin lidah ini tidak akan terlalu kaku ketika berbicara dengan orang asing. Maksud "asing" di sini bule yah atau orang dari luar negeri. 

Kenapa puteriku bisa lancar berbahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari? 
Aku saja tidak tahu. Entah kapan dimulainya, tanpa aku sadari mereka sudah jadi seperti ini. 
Kalau diingat-ingat, Puteriku yang besar terpapar bahasa Inggris sejak rajin main game online. (Hadeuh... jangan ditiru yah). Ternyata game online ada sisi positifnya yaitu membuat anak kita pandai berbahasa. Selain bahasa Inggris, anakku juga bisa tahu bahasa Jepang. Maklumlah karena game-nya berbahasa Jepang. Aku tidak habis pikir, kok ya bisa-bisanya. Sering aku agak keras dalam mengingatkan puteriku itu agar tidak terlalu lama bermain game onlne. Kadang berhasil, kadang tidak. Tapi mau bagaimana lagi? Karena Si Kakak ini prestasi di sekolahnya aman-aman saja. jadi ya, aku hanya bisa memantau saja. Mungkin ini hiburan baginya sekedar melepas penat setelah seharian mengasah otak di sekolahnya yang full day. Ada kelebihan lain yang dimiliki Si kakak yaitu kemampuannya dalam bahasa Arab. Ini yang membuatku iri setengah mati.

Kalau puteriku yang kecil beda lagi, sejak ia berusia 1 tahun sudah terbiasa menonton film kartun dalam bahasa Inggris. Awalnya sepele. Aku lupa mengganti subtittle atau dubbing ke dalam bahasa Indonesia. Lama-lama keterusan. Alhasil, puteriku yang kedua itu mempunyai kemampuan vocabulary dan conversation yang luar biasa. Dengan kakaknya yang sudah duduk di bangku SMP saja bisa nyambung lho padahal dia baru duduk di kelas 2 SD. Kalau ke mall, orang-orang mengira anakku itu bersekolah di International School atau Bilingual School. Padahal mah enggak!
Anakku bersekolah di Sekolah Dasar Islam biasa. Kemampuan bahasa Inggrisnya malah tidak dia tampakkan di sekolah. Pas aku tanya kenapa, jawabnya lucu : "Itu adalah rahasiaku, Mommy... nanti kalau mereka tau, dikiranya aku sombong". Aiihh ada-ada saja ya.

Apakah ini anugerah? Pasti!
Alhamdulillaah. 

Kembali ke ceritaku ya.
Saat inilah yang aku tunggu-tunggu. 
Aku terbangun dan menjumpai hening dengan segala kerinduanku pada aktivitas menulis dan membacaku. Aku seperti pencuri. Keluar di malam hari dan menjalankan aksiku tanpa diketahui oleh orang rumah. Suami dan kedua puteriku sudah tertidur lelap. Terkadang kalau lagi iseng, aku pandangi mereka dan aku ciumi satu per satu. Mereka tidak sadar. Saking pulasnya mungkin. Sambil memandang mereka, aku panjatkan do'a tulus untuk kebaikan dan keselamatan orang-orang yang aku cintai itu. Do'a yang aku haturkan dengan senyuman paling manis, semanis nikmat yang telah Allah berikan kepadaku sampai detik ini. 

Saat hendak memulai aktivitas malamku, tetiba aku teringat sesuatu!
Bukuku yang sudah sengaja aku pisahkan karena sedang aku cicil membacanya, tiba-tiba menghilang entah kemana. Wah, ini pasti ulah ibu mertuaku yang super baik itu, membereskan buku-buku di atas lemari tivi. Aku sengaja menyimpannya di situ agar mudah aku mengambilnya dan mudah aku membacanya. Eh, ternyata sudah dibereskan ke lemari buku dengan urutan yang tidak sesuai kategorinya. Waduh, alhasil, tadi aku menghabiskan waktu 30 menit untuk mencari dimana gerangan "mutiara-mutiara"-ku tersembunyi. 

Alhamdulillah, akhirnya ketemu. 
Oke, let's start the mission!

Malam ini, aku mau membaca beberapa buku sekaligus!
Bukan sombong, ini wajar kok. Wong aku membaca bukunya nyicil, sedikit-sedikit saja. 
Inilah metode yang paling cocok buatku. Apakah karena aku termasuk tipikal "random abstrak" ya? 
Membaca satu buku sampai selesai bagiku membosankan!
Aku bukan kutu buku. 
Aku lebih menyukai membaca beberapa dan aku tandai sampai mana, besoknya aku baca kembali. 
Hal ini banyak manfaatnya karena aku bisa mengambil hal positif yang beraneka ragam. 

Entah ini baik atau buruk. 
Bagiku, yang hanya memiliki sedikit waktu, "sedikit-sedikit saja" adalah metode yang paling pas.
Buku apa saja yang sedang aku cicil? Ada dech... 

Dan setelah membaca sedikit-sedikit saja tadi,
Aku akan memulai menulis cerita "KangGiwa" yang sudah dinanti-nanti readers setiaku. 

Baiklah, itu saja diary kali ini. 
Aku mau "mencuri" dulu ya.... sstttt... jangan berisik...




3 comments:

  1. Bu, kadang dibeberapa malam jg saya selalu terbangun, apa saya belajar menulis juga ya biar bisa hitz kaya ibu hehehe ,dulu pernah buat cerpen cerpen gitu tapi tidak dilanjutkan haha, btw salam untuk kaka dan ririnnn yang story telling about meowmeownya lucuu bangettttt

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa ... bisa... coba dech dan jangan menyerah. Iya story telling spontanitas yg bikin cekikikan ... begitulah anak2 ibu.. hehe

      Delete
  2. Waaaaaah Kang Giwa come back dengan memesona.

    ReplyDelete