Thursday, April 21, 2016

Syair Picisan



Senjatamu adalah kata-kata
Segenap kelabu kau timpakan tetap saja ia tersampaikan angin
Terbawa lembut menelisik rasa
Menggoyahkan tirani hati yang paling benci
Kau ksatria kata-kata
Aku tak sanggup melihat bentengku rubuh
Kini... dalam kekuasaan tanpa asa

Ksatria bukanlah ia yang meraungi hampa
Bukan pula yang mendudakan rasa
Kau telah menancapkan akad itu...
Pada relung yang sudah dipenuhi nirmala
Lanjutkan saja...
Kau tak akan tahu Dia membawamu kemana
Pastilah padanya
Yang telah kau sunting dalam hening

Maaf bukan maksud aku menyamai Qudsy
Kau harus tahu wahai ksatria
Ketika kau merindu setapak
Aku mendambamu sedepa
Ketika kau mendekatiku sedepa
Aku merengkuhmu sehasta
Dan ketika kau menangisi kehilanganku yang ditelan iblis, sambil berjalan...
Aku merontaimu sambil berlari...
Berharap belenggu ini akan terlepas dari penjara murka

Tolong aku wahai Ksatria
Lepaskan pasung kerinduan yang menyayat kulitku secara perlahan
Aku bukan lagi pesakitan yang kesepian
Aku adalah tawanan yang terabaikan
Bahkan dahagaku pun tak terpedulikan
Aku hanya menunggu pengadilan cinta
Yang tersungkur petaka...

Aku tak menyalahkanmu wahai Ksatria
Segigih apa kau menyerahkan hasrat pada kepingan harap
Kau uraikan sepi dalam kepelikkannya
Kau lecutkan tanda-tanda alam untuk keraguanmu
Lalu aku kau anggap apa?
Menantimu dalam onggokan rindu
Merana dalam pekik lirihmu
Yang semakin hari semakin perih...

19 comments:

  1. Replies
    1. Seperti lelehan coklat yang keluar dari piscok panas yah... Tetaplah berjuang wahai ksatria kata-kata... !!!

      Delete
  2. mbak indri keren..diksinya bagus
    isinya bikin perasaan gimana gitu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih mba wid... itu juga belajar dari Zafran.. nggak sengaja.

      Delete
  3. Gambarnya mengingatkan saya akan masa kecil. Saint Saiyya..

    ReplyDelete
  4. Replies
    1. Artine opo tho? Ora mudeng saya. Btw thanx sudah setia mampir yo...

      Delete
  5. Kurang bisa memahami. Mungkin harus banyak belajar lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kamu masih kecil yah? Ini hanya bisa dicerna oleh mereka yg mengenal cinta dan rindu

      Delete
  6. tuh bener kan, kata kata mb indri kereeeenn

    ReplyDelete
  7. Aduhh.. berasa baca puisi sastrawati madenin Indonesia :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sastrawati? Wow...baca buku sastra saja jarang aku mba...

      Delete
  8. Aduhh.. berasa baca puisi sastrawati madenin Indonesia :)

    ReplyDelete