Wednesday, March 2, 2016

" Priska Jebur dan Goyang Pagar "




Tiada hari tanpa tawa! Itulah kesan yang setiap hari aku dapatkan selama bekerja di Puskesmas. Alhamdulillah aku mempunyai tim yang kompak, cerdas dan lucu. Kami merupakan tenaga kesehatan yang bertugas untuk memberikan pelayanan kefarmasian. Ruang tempat kerja kami saat ini sangat minimalis sedangkan personel kami rata-rata maksimalis. Jadilah ruang tempat kami bekerja itu seperti gang senggol. Maju kena mundur kena. Kok bisa? Ya, karena gedung baru kami sedang dalam proses pembangunan dan kami sekarang menumpang di gedung Puskesmas kelurahan yang tentu saja berbeda dengan gedung Puskesmas kecamatan yang kami tinggali dulu baik dalam hal ukuran fisik gedung maupun jumlah personel yang ada. Namun, uniknya tim kami adalah dimanapun dan seperti apapun kami tetap harus enjoy dan bahagia. Tak ubahnya seperti sinetron situasi komedi ( sitkom ) yang berganti episode setiap harinya.


Episode sitkom kali ini berjudul " Priska Jebur dan Goyang Pagar ".  Bagi yang penasaran seperti apa sih ceritanya ? Yuuk disimak yaa...

" Ibuuu....! Aku maluu...!" Rengek salah satu anggota tim farmasi yang bernama Priska. Seorang  apoteker baru yang masih dalam masa percobaan kerja.
" Lho... kenapa ?" Tanyaku penasaran.
" Bajuku basah ... orang lain cuma sedengkul sedangkan aku sebadan..."
Kuperhatikan bajunya yang basah dari bawah kaki sampai ke perut.
" Aku malu dilihatin dan diketawain banyak orang..."
" Mana nggak ada yang bantuin lagi... padahal sudah teriak-teriak"
" Aku malu banget.. jadi mendadak terkenal begini... mana disitu ada pejabat-pejabat lagi..."
Kemudian spontan aku menjawab, " Bukannya malah bagus jadi terkenal ?" Hehehe...
" Tapi kan Bu... " Huaaaa.... hiks hiks
"Trus kamu bisa selamat itu bagaimana? "
" Usaha sendiri... !" Logat jawanya yang medhok semakin menggelitik bibir.

Namanya Priska. Sengaja aku berikan tugas melayani pengobatan pasien di daerah genangan air ( baca : banjir ). Ini pengalaman pertamanya dan siapa sangka ini pula yang melejitkan namanya. Karena ketika turun ke titik banjir,  kakinya tidak sengaja terperosok ke dalam saluran air atau got yang tidak terlihat mata. Tangannya berusaha keras berpegang pada pagar sambil teriak minta tolong. Tidak bisa berenang pun. Terengap-engap.

Nasehat praktis dari anggota tim Gadar senior : " Makanya Neng... kalau turun ke lokasi banjir yang harus ditanyakan pertama kali kepada warga disitu adalah : Dimana got-nya ya pak?"





0 comments: