Sunday, March 27, 2016

Perkenalkan : "Aku Seorang Pencuri" (6)



"Al...kamu ke dapur yah, ada kantong warna hitam... sekarang!" Begitu isi sms Ayu pada sahabatnya yang tengah menangisi nasib sialnya.
Suasana malam itu sangat riuh dan bising. Dipastikan tak seorangpun memperhatikan keadaan Almira pasca dipermalukan sebegitu kejam oleh Yuli. 
Kecuali Ayu. 
Sahabat Almira yang sudah tahu akal busuk Yuli sehari sebelum acara ulang tahun Yuli dimulai. Ya! Tentang surat undangan yang berbeda! Tak sengaja Ayu mendapati surat undangan ulang tahun yang terjatuh di bawah meja kelas dimana tempat Almira duduk. Kebetulan saat itu Ayu pulang agak telat karena kebagian tugas piket. (Artis juga ikutan piket kelas lho... ceritanya lagi beres-beresin bangku.. udah jangan protes dulu ya... ini cuma cerita fiksi, ikutin aja).


"Al... surat undangan ultahnya Yuli buat loe ketinggalan ya!" Tanya Ayu saat menelpon sahabatnya itu.
"Hey... sahabatku ini perhatian banget sih. co cweet...." Jawabnya tak serius.
"Eh... beneran Al... ini ada di gue undangannya... besok loe ambil yah pagi-pagi sebelum masuk kelas... emang loe udah baca undangannya? udah tau dresscode nya? Loe udah punya?" Tanya Ayu terus berlanjut.
"Aku udah baca Ay... tenang aja sayaaanggg... ?" Jawab Almira ringan. 
"Gue ragu loe bisa ikut Al..." Kata Ayu.
"Ealah... masa acara gitu aja Papaku melarang... tenang aja, jadwal les privat kan yang loe maksud?" Almira mencoba meyakinkan sahabatnya itu.
"Bukan itu juga sih Al... tapi kan.." Ayu mulai ragu dengan jawaban Almira.
"Udah ah... gampang itu. Percaya dech sama gue, soal les nanti gue atur. Kak Indri kan orangnya baik. Pasti ngertiin aku.. udah Ay, ntar pulsa loe abis. Hehehe" Jawab Almira sambil menutup telpon dari sohibnya itu. 

Ayu masih meragu. Perlahan dia membuka surat undangan untuk Almira. Dan betapa kagetnya saat dia mendapati bahwa isi undangannya berbeda! Tidak ada kata-kata " 2 sesi " dan tidak ada kata-kata "dresscode hitam putih" yang tertulis disana. Ini gawat! Pasti Almira dikerjain Yuli!
Sebagai sahabat sejati, Ayu segera merancang strategi. Sambil berharap besok bertemu Almira dan menjelaskan semuanya. 
Tapi sayang, handphone Ayu berbunyi...

"Ini dengan Kasayu Andalusia? Kami dari tim casting sinetron "Tuyul dan Bakul" mau menginfokan kalau besok kita mulai syuting perdana yah... jam 8 pagi sampai jam 4 sore kalau lancar. Gimana, kamu bisa yah!" Suara penelpon yang ditunggu-tunggu Ayu selama ini. Impiannya menjadi artis sinetron kini sudah di depan mata. Walaupun menjadi peran pembantu tak apalah ... buat batu pijakan. Soalnya kalau "loncatan" takut jatuh... Hehe.
"Oh..iya mba Aku Kasayu.. Oke... iya.. hmm.. oke dech..makasih ya Mba.. Iya bisa! Nggak apa-apa aku bisa ijin kok!" Begitulah jawaban Ayu ketika harus mengorbankan sekolahnya besok demi sebuah impian. Dan rencana bertemu dengan Almira? Terlupakan sudah...

Kembali ke Almira. 
Pesta Ulang tahun Yuli sesi 2 yang diadakan di sebuah villa mewah di daerah Puncak, Bogor. 

"Ayo Key... cepetan!" Kata Almira setelah berhasil membuka kantong hitam yang berisi sebuah kaos panjang dan celana jeans yang langsung dia kenakan. Tak lupa sebuah kunci mobil agar Almira dan Key bisa pulang duluan.
Ayu datang ke acara ulang tahun Yuli setelah pulang syuting dengan mengendarai mobilnya sendiri dan meminta alamat lengkap kepada Yuli. Tadinya Ayu tidak mau datang karena kelelahan sehabis syuting. Daripada ujung-ujungnya dibully dan digosipin macam-macam, Ayu akhirnya mengalah juga. Saat meniti karir seperti ini jangan banyak-banyakin musuh. Pikirnya saat itu. 

Almira dan Key mengendap-endap meninggalkan villa mewah yang menjadi tempat ulang tahun anak orang kaya durjana itu. Tanpa ba bi bu lagi Key langsung tancap gas!

Selesai sampai disini? Oh tentu tidak.

DI RUMAH ALMIRA. PUKUL 24.30 BBWI.

Suara klakson Alphard hitam mengagetkan Bibik yang tengah duduk di bangku ruang tamu, menunggu-nunggu telpon dari Almira. 
"Lho... kok ada mobil Tuan yah? Bukannya Tuan pulangnya besok dari Malaysia?" Gumamnya dalam hati. 
Bibik langsung mengintip dari kaca jendela dan dilihatnya sosok tinggi besar memakai baju hitam-hitam... lengkap dengan dasi... Hwaaa... Frankenstein dataaanggg!!!
Segera Bibik keluar rumah dan membukakan pintu pagar.
"Tuan... kok pulang malam-malam begini? Saya kira besok..." Tanya Bibik memastikan itu majikannya. Siapa tau dia adalah hantu kelas atas yang mau ngerjain Bibik. Ternyata bukan.
"Saya dapat telpon dari Ibu, katanya kondisi Eyang di Mampang sudah kritis. Tau sendiri kan Bi... kalau Nyonya kamu itu orangnya panikan? Jadi Saya lebih baik pulang saja. Besok pagi baru nyusul kesana... mungkin bareng Almira."  Jawab Frankenstein..eh salah... Jawab Papa Almira. 
Sambil membawakan koper tuannya itu Bibik berpikir keras... jarang-jarang dia berfikir sekeras malam itu... Apa jawabnya nanti kalau tuannya tahu bahwa Almira tidak ada di rumah???
"Almira sudah tidur Bik?" Tanya Pak Darwis. ( Biar kenalan yah... kasihan disebut Frankenstein terus)
"Hmm.. sudah Tuan.." Jawab Bibik lemah.
Pak Darwis menuju kamar Almira untuk mencium kening putrinya semata wayangnya itu. Kebiasaan yang selalu dilakukannya setiap pulang dari tempat kerjanya di negeri seberang. Perusahaan minyak ternama di Malaysia. 
"Tuan... apa tidak sebaiknya minum teh manis dulu.. atau Tuan mau mandi air hangat dulu... atau mau makan..." Bibik berusaha mengalihkan perhatian.
"Oh, nggak usah Bik... Saya cuma butuh tidur! Tadi di pesawat saya sudah makan. " Jawab Pak Darwis tanpa curiga. 
Bibik tidak berhasil. Tamat sudah riwayatnya kini. Pasrah. 
Bibik langsung ke lantai bawah, segera dia sambar pesawat telepon.
"Neng Mira... ini Bibik... Papamu sudah ada di rumah.. Bibik bingung Neng.." 
Almira tidak sempat menjawab apa-apa karena Bibik langsung menutup telepon setelah mendengar teriakan keras dari Pak Darwis.
"Bibiiiikkkk..... Dimana Almiraaa!!!!"

Dengan gemetar Bibik memberikan sebuah surat yang ditulis Almira untukku tadi sore.
Pecah sudah kemarahan Pak Darwis. Dia membolak balik surat itu dan menemukan sebuah deretan angka nomor telepon. Langsung dia menyambar pesawat telepon dan...
"Hallo...!!! Dimana Almira.. jawab!!!" Kata Pak Darwis sangar.
"Iya Hallow.. inih kost-kost-an Pondok Puteri dengan Kang Udin disinih, bisa dibantu?" Jawab Kang Udin dengan logat Sundanya. Saat itu Kang Udin meninggalkan kerumunan di ruang depan rumah kost dimana aku terkapar di sofa setelah pingsan beberapa saat. 
Telpon berdering pukul 24. 45 BBWI. 
"Apa?? Udin?? Siapa kamu! Kembalikan anak Saya!!" Suara Pak Darwis semakin menggelegar.

Kang Udin yang saat itu masih terheran-heran dengan jawabanku saat tersadar dari pingsan dan menyebut-nyebut nama "Almira" mendadak ketakutan! Jangan-jangan telpon tadi berasal dari genderewo yang mengaku ayahnya Almira. Hantu remaja yang baru saja meraksuki pikiranku. 
Tanpa pikir panjang Kang Udin langsung menutup telpon. Tengah malam begini mana ada orang nelpon? yang ada juga... Hiiiy... merinding sudah bulu kuduk Kang Udin. Segera dia lari menuju ruang depan setelah mencabut kabel ...kuatir genderewo tadi menelpon lagi!!!

DI DALAM MOBIL ALMIRA dan KEY

"Key... bagaimana ini? Kata Bibik.. papa sudah pulang! Aku takuut... Papa pasti marah besar,Key!" Almira cemas.
"Jadi gimana? Kita mau pulang kemana?" Sambil berfikir keras Key menjawab pertanyaan Almira.
"Aku nggak tau Key..." Almira menangis lagi.

Key merasa kelelakiannya dipertaruhkan. Dalam kondisi sulit seperti ini, apalagi Key belum pernah bertemu dengan Papanya Almira., membawa anak gadis orang malam-malam... apa yang akan dikatakannya nanti? Apakah Papa Almira bisa mengerti dengan semua yang terjadi? 
Jangan-jangan cerita ini dianggapnya cerita fiksi karangan anak SMA yang nggak tau diri? 
Apa ini???
Key bingung sekali. 
Setelah mendapat wangsit, Key akhirnya membawa Almira ke tempat yang paling aman. 

"Key...? Darimana kamu? Siapa gadis itu Key?" Tanya Mama Key sambil membukakan pintu rumahnya dan terheran-heran melihat puteranya membawa pulang seorang anak gadis cantik tengah malam begini.


(Bersambung... kembali)

Pesan penulis : Maaf... sudah adzan Subuh... harus kembali ke rutinitas ibu-ibu di pagi hari. Makasih yaa... sudah mengikuti kisah Almira dengan penuh kesabaran... besok dilanjut lagi... Janji!






8 comments: