Betapa senangnya Pak Darwis dengan penjelasan Giwa, seminggu yang lalu.
Sambil menikmati secangkir kopi panas dan sebuah harian bisnis ibukota yang sedang digumulinya.
Satu set kursi sofa yang empuk berwarna krem lembut dengan bantal-bantal kecil berwarna orange membuat ruangan tengah rumah mewah itu terasa ciamik. Siapapun akan nyaman dibuatnya.
Almira sudah menjalani hari-harinya di sekolahnya yang baru. Sudah kelas 3 SMA sekarang. Jurusan IPA. Pak Darwis sangat bahagia akhirnya Almira bisa lepas dari lingkungan yang selama ini membuat dia tertekan. Ya, sekolahnya yang lama, bersama Yuli dan teman satu genk-nya yang tidak pernah alfa untuk membully Almira.
Almira baru saja keluar dari kamarnya di lantai 2 rumah mewah tadi. Melihat Ayahnya sedang asyik sendiri, Almira langsung menuruni tangga dan hendak mengganggu ketenangan Sang Ayah.
Satu per satu anak tangga dituruninya. Sedikit berlari sepertinya.
"Dorrr!!!" Almira mengagetkan Pak Darwis dari belakang. Tangannya memukul lembut pundak Pak Darwis.
"Astagfirullaah... aduh Al... nggak tau apa, Papa kan punya penyakit jantung! Bikin kaget aja.." Hampir saja Pak Darwis loncat dari kursinya.
"Ah, Papa... masa segitu aja kaget? Al kan tadi pelan-pelan ngagetinnya.. Pa, lagi baca apa sih? Serius banget... mana bahasa inggris lagi. Eww... pusying! Sesekali baca novel gitu Pa atau nonton drama romantis... biar sangarnya berkurang dikit gitu..." Almira berceloteh. Tawa kecil meronai.
"Maksud kamu apa Al? Papa kan lagi monitor iklim bisnis yang terjadi sekarang. Kalau nggak gini nanti Papa kecolongan... bisa-bisa Papa dipecat dari perusahaan karena apa tadi... baca novel dan nonton drama? Wasting time itu Al... sudah lewat masanya bagi Papa..." Pak Darwis menjawab pertanyaan Almira namun matanya tetap fokus pada koran yang dipeganginya.
"Pantesss... Papa tetep sangar. Kasihan ya Mama... kok mau-maunya sama Papa. Kenapa nggak milih pria romantis dan berkuda putih... ganteng... senyumnya manis... atau mirip-mirip yang lagi happening sekarang tuh... Kang Nunu..." Mata Almira menerawang membayangkan sosok Kang Nunu.
"Enak aja.. Papa dulu ganteng dong, makanya Mama kamu kepincut. Masa dibandingin sama Kang Nunu.. siapa dia? Abang-abang tukang kelontong sebelah yah?" Pak Darwis tertawa.
"Iddiiihhh.... Papa nggak gaul dech. Kang Nunu itu sebutan sayang buat Keanu Reeves pemain film Speed itu loh Pa, yang sama Sandra Bullock..." Almira ngambek idolanya disamain sama tukang kelontong. Bibirnya manyun.
" Lah.. nama udah bagus-bagus Keanu, kok panggilannya Nunu, jauh banget... Eh sebentar siapa tadi, Keanu Reeves? Yang mana sih orangnya?" Pak Darwis penasaran. Langsung saja dia buka handphone dan browsing satu nama idola puteri semata wayangnya itu.
"Nah loh... ini Keanu Reeves? Kok wajahnya familiar yah?" Dipandanginya foto Keanu Reeves, dekat sekali, Pak Darwis mangambil kaca matanya yang diletakkan di atas meja, untuk memastikan.
Almira mendekati Pak Darwis dan ikut-ikutan mengintip foto idolanya itu.
"Iya itu Pa... itu idola Al... ganteng khann..?" Almira senyum-senyum sendiri.
"Ini sih Giwa... Giwa banget... persis... 99%..." Wajah Pak Darwis sumringah seperti baru saja memecahkan teka teki silang.
"Apa Pa? Giwa? itu malah lebih jauh lagi dong... masa nama Keanu panggilannya Giwa... ah Papa ini nggak banget dech. Eh, tapi Papa kok familiar padahal kan belum pernah nonton filmnya Kang Nunu.. kok bisa? Papa pernah ketemu gitu? Serius Pa? Al mau dong... ajak-ajak dong kalau ketemu artis Hollywood... " Almira semakin penasaran.
Almira loncat-loncat kegirangan sambil memegang handphone ayahnya itu. Seolah tak percaya. Sambil berkali-kali memastikan kepada Papanya apakah benar itu Kang Nunu yang dimaksud.
Pak Darwis menunjukkan foto Giwa yang sedang berfoto bersama dirinya dalam sebuah event peresmian proyek penelitian di Petronas. Pak Darwis hanya bisa tertawa geli melihat tingkah puterinya itu.
Almira tidak tahu, itu bukanlah Kang Nunu tapi Kang Giwa.
"Al... kembalikan handphone Papa sini... nanti fotonya Papa kirim ke hape kamu. Papa malah punya nomor hape Kang Nunu... mau nggak?" Tangan Pak Darwis berusaha merebut handphone dari Almira. Diletakkannya koran bisnis yang sedang dibacanya. Kacau sudah kalau Almira sudah muncul.
"Aapppaa?? Papa punya nope-nya? Mauuu...! Mau dong.. kasih sekarang Pa! Almira mau nelpon dia... Ayo Pa.. cepetan...!!!"
"Iya sebentar... nah tuh sudah Papa sent ke kamu. Trus kamu mau pake bahasa apa nelpon Kang Nunu? Bahasa Inggris aja masih belepotan... " Tawa renyah mewarnai wajah Pak darwis. Puas sekali.
"Oh iya yah.. Al kan nggak gape English... trus gimana dong? Aduuh... gimana ini.. Hmm..Ohya! Nanti Al minta ajarin Ayu aja. Atau minta Kak Indri buat bikin contekan percakapan Englishnya... gampang itu ! Anything possible...! Makasih ya Pa... Al mau nelpon Ayu dulu...Yeaaayyy... ini kerennn... Kang Nunu oh Kang Nunu... i'm coming... !" Sambil berlari ke kamarnya, menaiki anak tangga dengan kecepatan tinggi, Almira sudah tak sabar ingin menceritakan kejadian luar biasanya hari ini kepada Ayu.
Pak Darwis melanjutkan aktivitasnya. Duduk di sofa empuk dan membaca harian bisnis yang tadi sempat terbengkalai.
Bibirnya tersenyum. Tak sabar menanti kelucuan yang akan terjadi saat Almira menelpon Giwa nanti.
(Bersambung)
Haha kang nunu...
ReplyDeleteBuruan tulis sambungannya, mba.
Tiap hari rilis kok.. insyaAlloh... kalo udah urusan Almira mah kocak dah
DeleteIH giwa kemiripanya 99% sama nunu
ReplyDeleteMbak cepetin bikin lanjutannya ya
Do'akan aku bisa rilis tiap hari... kangen juga saya sama Almira.
DeleteHahaha...nama keren kd kang nunu...aku juga suka sama keanu reaves...
ReplyDeletedulu kami menyebutnya begitu mba... Kang Nunu buat Keanu Reeves
Delete