Monday, April 4, 2016

"Muhammad Giwana Sang Ksatria" (2)



Aku tersenyum sendiri.
Dari kejauhan kupandangi kereta listrik yang membawa pergi Candy-ku ke tempat asalnya.
Astagfirullaah... Candy-ku? Emangnya dia punya siapa? Udah kepedean aja...
Apakah ini yang namanya "jatuh cinta"?

Perasaan aneh, tapi menyenangkan. Bibirku selalu tersenyum kala mengingatnya. Betapa dia itu tidak biasa. Cerita hidupnya, sifat dan pembawaannya, kelucuannya.... aiihhh... aku kok seperti dihipnotis begini ya? Sadar Giwaa... sadar... skripsi kamu tuh di"anggur"in terus? Kapan mau di"apel"in?
Ngomong-ngomong soal anggur dan apel, aku ini penyuka sop buah. Apalagi sop buah buatan mas Gimin yang berada di sebelah base camp BEM UI. Rasanya mantaap, Gan! Ada sekitar 10 jenis buah-buahan (nggak usah disebutin kan ya) yang dipotong-potong seukuran dadu dicampur jadi satu. Tak lupa tambahan agar-agar dan rumput lautnya. Hmmm.... kemudian diguyur dengan kuah sop yang bisa direquest. Aku sering request jus melon-susu sebagai kuahnya. Wangi karamel dan kayu manis yang bersatu dalam gula cairnya membuat aroma sop buah Mas Gimin tiada tanding tiada banding. Inilah rahasia kenapa aku yang ganteng ini tetap terjaga kegantengannya. Kulitku yang bagi sebagian besar anak Teknik dianggap nggak macho. Kulitku putih mulus, rambut pendek dan rapi mirip Keanu Reeves, Hehehe maksa ya! Ohya satu lagi... aku juga tidak merokok lho yaa... catet. Aku ini memang prototipe anak Teknik yang gagal cetak. Katanya sih anak Teknik itu harusnya berkulit gelap, berpostur tinggi, rambut gondrong, baju kucel dan merokok. Begitu ya? Ah, jadi diri sendiri lebih nyaman, kita kan mau kuliah bukan mau main. 

Tentang kesukaanku pada sop buah mas Gimin, apakah juga menyalahi aturan prototipe anak Teknik? Ya, begitulah. Anak Teknik itu sukanya minum kopi. Biasa, karena begadang ngerjain tugas atau menulis bahan responsi sebelum praktek yang dikebut semalem suntuk. Wajar mereka ngopi. Tapi aku juga suka kok sama Coffee mix. Apalagi kalau habis latihan aikido... mantaap. Nah, hobi aikido-ku inilah yang membuat aku masih diakui sebagai anak teknik. Badanku proporsional, tidak terlalu kurus juga tidak terlalu gemuk. Karena sering latihan fisik, jadi ototku kuat dan kekar. Udah ah... jadi malu.

"Hey.. Giwa! Assalamu'alaikum!" Seseorang menyadarkanku dari pengaruh hipnotis cinta, dia mendekatiku sambil menepuk pundakku lumayan keras. Aku yang masih berdiri melongo memandangi KRL yang sudah lenyap dari pandangan mata sepertinya memang perlu diberikan shock therapy.
"Eh... Awang.. Wa'alaikumussalam... Apa kabar?" Balasku sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman. Kami berdua berjalan menuju halte bis kuning yang terletak di samping stasiun UI.
"Baik... kamu gimana? skripsi dah kelar?"
Ini dia pertanyaan SARA. Aku paling nggak suka kalau ditanya skripsi. Sudah seperti jomblo usia senja yang ditanya kapan mau menikah. Rasanya jleb banget di hati. Awang adalah teman satu kampusku. Sama-sama jurusan teknik metalurgi. Tapi kami berbeda. Awang anak kuliahan banget, dalam kamus hidupnya, fokus terhadap satu tujuan adalah keniscayaan. Jadi, menurutnya seorang mahasiswa itu mempunyai kewajiban belajar yang benar, lulus tepat waktu dan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) di atas tiga koma. Tidak ada cerita pacaran ataupun organisasi. Keduanya bikin ribet. Toh nanti ketika lulus kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan yang mapan, para bidadari akan antri minta dinikahi. Lantas organisasi? Ah, itu kan hanya pelarian! Ya... pelarian bagi mahasiswa yang malas belajar atau mereka yang dirundung masalah. Begitu argumen seorang Awang Kusnaidi.

"Skripsi? Masiih... on process Mas Bro... tenang aja" Jawabku ringan.
"Halaah... dari kemaren jawabannya sama. Palingan masih Bab 2 kan? Kamu terlalu sibuk ngurusin BEM sih... demo sana-sini... rapat sana-sini... nggak bosen?" Katanya sambil mengajakku duduk di halte statiun UI menunggu bis kuning tiba. 

"Amanah Wang... sebentar lagi juga regenerasi.. ini namatin masa jabatan aja kok. Lagian IPK-ku anteng-anteng aja kan... malah di atas kamu terus, bukan?" 

"Iya sih, kamu emang briliant. Cuma sayang aja sih kalau nanti lulusnya telat... gara-gara ngurusin organisasi yang nggak jelas." 

"Nggak jelas gimana...? BEM itu legalitasnya jelas!"

"Maksud aku, nggak jelas manfaatnya sama skripsi sampeyan gitu loh!" 

Obrolan kami terhenti saat yang ditunggu-tunggu sudah tiba. Bis kuning UI no.8 yang menuju asrama. Hayoo... penasaran yah aku tinggal dimana? Aku tinggal di Asrama Mahasiswa UI, sebuah tempat pelabuhan asa dan karya. Di sana berkumpul semua mahasiswa dari berbagai jurusan. Kami menikmati hari-hari ibarat sebuah keluarga besar. Ohya, ada yang bertanya-tanya tentang bis kuning atau Bikun? Aku mau ceritakan sedikit ya. Jadi, bis kuning UI adalah sarana transportasi gratis bagi mahasiswa untuk menuju fakultas masing-masing. Karena UI Depok mempunyai lahan yang sangat luas, maka tidak mungkin kami menuju kampus dengan berjalan kaki. Ada sih ojek yang siap mengantar, tapi bagi mahasiswa, selama ada yang gratisan kenapa harus pilih yang bayar. Kecuali kepepet, itu beda. Kadang Bikun datangnya suka ngaret. Kalau pas jadwal kuliah mepet ya terpaksa dech ngojek juga akhirnya. Makanya jadi mahasiswa jangan suka telat. Usahakan berangkat 1 jam sebelum perkuliahan dimulai. 

Pengen tau tentang kampus UI Depok? Yuu...

Kampus Universitas Indonesia Depok, adalah salah satu kampus dari Universitas Indonesia yang terletak di Kota Depok, Jawa Barat [1], dibangun pada pertengahan tahun 1980-an untuk mengakomodasi modernisasi universitas. Saat ini, Kampus Depok adalah kampus utama Universitas Indonesia. Sebagian besar fakultas di UI (MIPA, Teknik, Psikologi, Hukum, Ekonomi, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Pengetahuan Budaya, Ilmu Komputer, Kesehatan Masyarakat, Ilmu Keperawatan) berada di sini. Kampus Depok dilewati oleh rel kereta Jakarta-Bogor sehingga mahasiswa mendapatkan kemudahan transportasi.
Perpustakaan Pusat Universitas juga terletak di sini. Selain itu terdapat pula berbagai fasilitas lain seperti Pusat Administrasi Universitas, Pusat Kegiatan Mahasiswa, gymnasium, stadion, lapangan hoki, penginapan (Wisma Makara), agen perjalanan Makara Tour & Travel, dan asrama.

Cukup ya... itu juga saya copas kok. Silahkan dibuka link-nya. Bila perlu.

Mau tau tentang teknik metalurgi ? 
Teknik metalurgi adalah ilmu, seni dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan perekayasaan mineral dan logam. Teknik metalurgi lebih fokus ke logam. Beberapa mata kuliah yang dipelajari adalah Pengantar Metalurgi, Kimia Analitik, Mekanika Teknik, Refraktori, Material Lanjut, pengecoran logam dan lain sebagainya. Lulusan teknik metalurgi dapat mengikuti sertifikasi profesi seperti Welding Inspector (WI), Welding Engineer (WE), Coating Inspector, Failure Analyser dan Corrosion Inspector.

Menjadi inspektor adalah salah satu pilihan yang tepat. Menginspeksi, mengecek mesin, memastikan proses berjalan dan alat dalam kondisi yang standar adalah sebagaian kecil aktivitasnya di Perusahaan. Pilih saja suka-suka, Corrosion Inspector, Welding Inspector ataupun Failure Analyser. Kerjanya juga bisa di perusahaan multinasional atau nacional seperti di Schlumberger, Total, Pertamina, Shell, Conoco Philips, Indopower, Chevron, Geothermal PLN atau Pertamina, (PLTU, pabrik pupuk, pabrik semen, dan pabrik gula yang tersebar diseluruh penjuru negeri), serta Badak LNG, dll.

Ada pula yang namanya Process Engineer / Metallurgist. Mereka akan bekerja di dunia pertambangan khususnya mineral logam. Mereka jago dalam menentukan parameter operasi untuk memastikan reaksi pengambilan material berharga dari pengotor berjalan dengan optimum. Proses pemurnian logam juga tak bisa dilepaskan dengan para process engineer ini. Perusahaan yang membutuhkan tak diragukan lagi mirip Freeport, Newmont, Vale, Antam, Inalum, PT Timah dan lain-lain.

Menarik bukan prospek seorang Metallurgist? Itulah cita-citaku. Muhammad Giwana.  
Gini-gini gue anak Metal, bo! 
Walaupun dibilang cetakan gagal... Hehehe.

ASRAMA MAHASISWA UI

Tibalah kami di Asrama tercinta.
Aku menuju gedung B, yaitu gedung khusus putra. Sedangkan Awang menuju gedung C.  Kalau puteri ada di gedung A. Setiap lantai gedung asrama diberikan kode seperti ini : A1, A2, A3. Angka di samping huruf menunjukkan letak lantai. Kemudian B1,B2, B3 dan C1,C2,C3. Cukup jelas ya. 

Aku berjalan menelusuri lorong asrama menuju kamar B1 no.26. Tempat peraduanku yang jarang aku singgahi. Apalagi disaat sibuk kegiatan BEM. Hanya saja sekarang libur semester genap, di saat orang-orang pulang kampung, aku masih ngendon di asrama tercinta. Kalau kangen pulang juga gampang kok, Depok - Sukabumi bisa ditempuh antara 3-4 jam saja. Kalau naik kereta bisa lebih cepat lagi.  Ingin rasanya aku pulang ke Sukabumi. Tapi apalah daya, skripsiku sudah melambai-lambai minta didatangi. Kurebahkan tubuhku yang lumayan lelah hari ini. Lelah yang membawa berkah. Akhirnya aku bisa membantu Si Candy keluar dari masalah. Alhamdulillaah... 

Pikiranku menerawang. 
Terdengar suara adzan dzuhur membuyarkan lamunanku tentang... aaah.. Candy lagi...Candy lagi...  
Aku bergegas sholat dzuhur di mushola asrama. Biasanya ada jama'ah juga walaupun satu - dua. Temen-temen yang nggak pulang kampung pasti menetap di asrama. Mau kemana lagi? Secara, uang saja kami tak punya... Ngenes! Punya sih... tapi ditabung buat persiapan nikah nanti. Ehm...

Selesai sholat berjama'ah aku menyempatkan membuka pembicaraan dengan teman-teman asramaku sesama penghuni lantai B1. 

"Man... nggak pulang ke Nganjuk?" Tanyaku pada Arman mahasiswa jurusan psikologi.
"Enggak Wa, aku mau konsen nulis skripsiku dulu, nanti kalau udah kelar kan uenak pulangnya tho? Hatine bebas gitu..." Jawab Arman.
"Kamu gimana Sur?" Sekarang Surya yang menjadi sasaran pertanyaanku.
"Aku masih ngurusin bisnis.." Kata Surya mahasiswa jurusan ekonomi.
"Bisnis bimbingan belajar itu?" Kataku meyakinkan.
"Iya. Lumayan buat nambah-nambah uang jajan. Sekarang anak-anak SMA yang butuh les privat semakin banyak. Apalagi guru lesnya anak UI, tambah semangat mereka. Ini kans bisnis." Jawab Surya mempromosikan bisnis barunya itu. Bimbingan belajar privat yang dibentuk atas inisiatif dia dan beberapa temannya itu kini mulai memperlihatkan perkembangan yang bagus. 

"Lha.. kamu sendiri ngapain masih di sini? Nggak pulang aja ke Sukabumi? Menikmati alam pegunungan... seger... " Terawang Surya.
"Aku? Oh... ada agenda BEM yang harus aku urusin. Regenerasi... dan aku mau buat LPJ."
Jawabku. Ohya LPJ itu singkatan dari Laporan Pertanggung Jawaban. 

Sehabis sholat kami langsung menuju kantin Asrama. Makan siang sederhana disertai guyonan-guyonan hangat menambah keharmonisan 3 lajang pemburu mimpi. Aku, Surya dan Arman. Setelah selesai lunch , kami bertiga kembali ke peraduan masing-masing. Suasana sepi asrama membuat kami semua ingin merebahkan badan dan sejenak tidur siang.  Perut kenyang... ngantuk pun datang...

Alamak! Mataku tak bisa terpejam. 
Aku ambil handphonke dan aku ketikkan taklimat :

Kumpul besok jam 9 pagi. Agenda rapat penting. Kenaikan uang SPP. 

Kuambil laptop kesayanganku dan aku membuka file skripsiku yang baru sampai Bab 2. Aku selesaikan Bab 3 sekarang. Daripada dicerewetin Si Awang.... 

"PENGARUH TEMPERATUR SINTER DAN FRAKSI VOLUME PENGUAT AL2O TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPOSIT LAMINAT HIBRID Al/SiC-Al/Al2O3 PRODUK METALURGI SERBUK"

Begitu judul skripsiku. 
Berharap semua menemui kelancaran  dan atau hasil karyaku ini mendapat investor perusahaan minyak yang mau membiayai semua riset yang aku lakukan. 
Semoga uang dari Ibuku tetap tak terganggu dan benar-benar bisa kugunakan untuk meminang Si Candy nanti... Sekalian aja, daripada dilamunin terus mending aku pinang saja dia. Pasti dia mau. Siapa yang berani menolak seorang Keanu Reeves?  

Tapi aku pikir-pikir lagi. Si Candy kan baru saja masuk kuliah. Apa jadinya jika baru menginjak semester 2 langsung diajak nikah? Mau nggak ya? Kuliah di Farmasi setahuku agak berat. Berbeda dengan jurusan sosial. Farmasi ada di bawah FMIPA UI saat itu. Anak-anak Farmasi adalah anak-anak yang kerjaannya ngapalin obat dan melangkahkan kaki dari satu praktikum ke praktikum lainnya. Aku sering melihat anak farmasi seperti anak-anak mami yang kerjanya belajar melulu. Ditambah komunitas farmasi yang didominasi kaum hawa. Aduuh nggak laki banget yah kalau aku masuk situ. Maaf jika ada yang tersinggung. Bukan karena mentang-mentang aku anak Teknik lho yaa... buat para cowok Farmasi bisa juga mendalami bidang Teknik Farmasi. Jadi impas yah... sorry Bro... kita sama-sama anak Teknik kok... Salam!

BASE CAMP BEM UI


"Baiklah teman-teman seperjuangan. Agenda kita kali ini adalah merumuskan langkah atau aksi kita terhadap kenaikan uang SPP yang sudah diputuskan secara sepihak oleh pihak rektorat." Begitu aku memulai rapat kali ini. 
"Kepada Ketua BEM kita, saudara Wisnu Perdana, kami persilahkan!"

"Oke terimakasih Giwa, dan juga terimakasih teman-teman perwakilan Senat Mahasiswa Fakultas, teman-teman pengurus dan juga anggota BEM UI yang sudah menyempatkan hadir di tengah masa libur panjang ini. Kalian sangat berdedikasi! Memang benar, isu kenaikan SPP ini sudah digulirkan enam bulan yang lalu. Saya sebagai ketua BEM waktu itu diundang untuk hadir. Tapi naasnya adalah rapat yang dihadiri oleh perwakilan semua unsur rektorat dan juga pejabat-pejabat fakultas, berakhir pada deadlock. Tidak ada kuota anggota rapat yang cukup untuk dijadikan dasar kesepakatan. Saat itu fifty-fifty antara yang setuju dan yang menolak. Akhirnya kami putuskan untuk mengagendakan rapat berikutnya yang lebih matang. Pihak rektorat akan membuat dasar-dasar kebijakan yang lebih mendetail. Tentu BEM adalah oposisi. Kita akan perjuangkan nasib adik-adik kita yang akan menjadi bagian dari kita bagaimanapun caranya. Anehnya, rapat kedua yang diadakan pihak rektorat berlangsung tertutup dan pihak BEM UI tidak diundang lagi. Mereka mengundang unsur mahasiswa yang lain. Entah siapa dan darimana. Semua serba tertutup. Keputusannya pun belum disosialisasikan. Inilah teman-teman semuanya, kita harus mulai bergerak, tentu aksi damai adalah agenda kita yang terdekat."

Demikian pidato singkat dari Ketua BEM UI , Wisnu Perdana. Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro. Temanku juga. Keren seperti aku? Hmm.. lumayan. Kharismanya yang membuat Wisnu menjadi bulan-bulanan kaum hawa. 

Keputusan hasil rapat : AKSI DAMAI menuntut penurunan biaya SPP bagi mahasiswa baru.


Setelah semua berkoordinasi, kami sepakat bulan depan tanggal 10 Pebruari 1999 adalah tanggal dilakukannya Aksi atau kata lainnya adalah Demo. Tapi kami lebih senang menamai perjuangan kami ini dengan kata AKSI. Lebih santun dan berkelas. 

"Giwa... sini!" Wisnu memanggilku.
"Ada apa Wis... kok kamu seperti rahasia-rahasiaan gitu!" 

"Kita perlu perwakilan dari anak mahasiswa baru. Ini akan lebih bagus daripada hanya aksi kita saja. Akan jadi bahan olokan pihak rektorat kalau kita aksi sendiri. Toh, kita tidak kena kenaikan biaya SPP, kan? Nah, maksudku biar lebih kuat, bisa nggak kamu usahakan anak-anak PMDK yang sudah duluan masuk UI untuk ikutan aksi!"  Pinta Wisnu.

"Apa? anak baru disuruh ikutan aksi??" Pikiranku langsung teringat Candy.
"Iya.. kamu kan tinggal di Asrama... gampang lah mobilisasi massa. Oke yah, kutunggu reportnya nanti.." Wisnu mengakhiri.

Sialan! Kenapa aku lagi yang kena. Mobilisasi massa ? Emangnya gampang? Anak mahasiswa yang polos dan lugu disuruh ikutan demo?? Mana ada yang mau?? Belum juga mereka mulai kuliah sudah terancam D.O. Halaah Ketua BEM ini ada-ada saja. Ya iyalah... PMDK itu jalur khusus, mahasiswa yang diundang tanpa test. Kalau pihak rektorat marah, ya bisa-bisa terancam mereka. Apalagi mereka sudah diberikan keringanan SPP sesuai kemampuan. Nanti dibilang nggak tau diuntung! 

Dilematis. 

(Bersambung)












13 comments:

  1. ada nganjuk disebut, aiiihhh, ko yo mash bersambung

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selalu akan bersambung mba... ceritane puanjang... mba dari Nganjuk,tho?

      Delete
    2. Teteh indri aku baru mengikuti blognya. Ada kata nganjuk disebut. Itu tanah kelahiranku teh.

      Delete
    3. Teteh indri aku baru mengikuti blognya. Ada kata nganjuk disebut. Itu tanah kelahiranku teh.

      Delete
  2. Selalu hadir dengan nuansa berbeda. Giwa idaman akhwat nih hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Nych Ken Gilang... kapan2 kopdar sama Kang Giwa biar diajarin cara memikat hati wanita. Salah satu resepnya ya itu makan sop buahnya Mas Gimin! Aseli dijamin bikin ganteng...

      Delete
  3. Wah wah, tahun 1999 aku baru berusia 3 tahun tuh....
    Gimana pertemuannya kang Giwa dengan Almira ya? #hmm

    ReplyDelete
    Replies
    1. belum bisa nebak ya? Baguslah bikin inet penacalan... nanti akan terjawab kok semua keingintahuanmu... sabar ya dan ikuti terus di labirintoska *iklan

      Delete
  4. Salam buat Arman ..
    Dari wong Nganjuk
    Heheee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap mas Kepak... nanti ta' sampein ke Arman yo... salam balek...

      Delete
  5. Salam buat Arman ..
    Dari wong Nganjuk
    Heheee

    ReplyDelete