Sunday, January 1, 2017

Anakku



Anakku,
Sahla Hafidzah Az-Zahra
Nisrina Taqiyyah

Ini Umi, 
Mengalir deras air mata umi saat membaca tulisanmu
Di selembar kertas buram yang kau lipat dan kudapati di meja belajarmu
Kau tulis dengan judul "Ibuku", seperti layaknya sebuah puisi

Anakku,
Maafkan umi menuliskan puisimu di blog umi
Hanya ingin menjadi pengingat umi yang mungkin selama ini telah membuatmu khawatir
Pengingat agar umi senantiasa memperbaiki diri 
Cerdas dan santunnya kamu saat bait pertama menuliskan, "kadang"
Mengkritik keras tapi kau meluluhkannya sendiri
Mengingatkanku tapi kau akhiri dengan memujiku...
Cinta, semoga akhlak muliamu akan selalu kau jaga ya...

Karena Rasulullah,
Diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak manusia
Bukan untuk menjadikan kita pintar saja, cerdas saja, sukses saja
Tapi... untuk apa semua itu jika akhlakmu tidak terjaga? Ucapanmu tidak terjaga? 

Jikapun kita khilaf suatu saat, 
Kembalilah Nak, kembali baik... kembali pada jalan yang diridhoi-Nya
Ringankan hatimu untuk meminta maaf dan memaafkan...
Tapi tegaskan dan kokohkan sikapmu ketika kehormatan dan agama kita dinistai

Anakku,
Kau pemerhatiku, 
Dalam sikap dan tingkah polah anak-anak seusiamu yang mulai beranjak remaja
Kamu bisa menjadi GURU bagi siapapun yang mengenalmu, termasuk umi

Anakku, 
Maafkan jika umi jauh dari sempurna, 
Tidak ada impian besar seorang IBU selain menjadikan waktu, perhatian dan tenaganya habis untuk mengabdikan diri dalam amanah hakikinya, di singgasananya, di syurganya...
Baitii... Jannatii...
Tidak ada yang lebih membuat umi termenung lama setelah shalat kecuali apakah umi sudah menjadi seorang isteri dan ibu yang baik? 

Anakku, 
Setiap sebelum shalat berjamaah, kalian selalu memelukku dengan ucapan "Huugg, Mommy...!" 
Itu adalah kebahagiaan terbesar dalam hidup umi, karena pelukan kalian adalah sumber kekuatan
Dan setiap sehabis shalat umi tidak bosan-bosannya menciumi kalian dan bertanya,
"Apakah umi seorang ibu yang baik?"
"Apakah kelebihan dan kekurangan umi?"
"Apa yang terbayang di pikiran kalian saat mendengar nama umi?"
 

Dan jawaban kalian selalu membuat umi merasa terharu.
Kalian begitu ringan memaafkan, Nak...
Saat umi mengatakan, "Maafkan umi ya kalau umi belum bisa menjadi ibu yang baik.."
Dan jawabanmu adalah... 
"Umii... enggak kok... you are so kind... umi sibuk bekerja karena harus membantu orang sakit yang butuh obat,kan?" 
Saat itu umi hanya akan membalas dengan senyuman... 

Dan, kalian akan tersipu saat aku memuji kalian dengan...
"Teteh... kok kamu cantik banget sih? Serius lho nggak bohong!"
"Ririn, coba ya umi hitung bakat dan kelebihan kamu... wow! Ada 11 ternyata, keren!"
"Teteh itu cahaya yang menerangi rumah ini dengan tilawah panjangmu... 5 Juz? umi saja 1 juz belum tentu bisa, sayang"
"Ririn, kamu itu seperti Tinker Bell... kreatif dan selalu bisa memperbaiki sesuatu, tidak bisa diam kalau di rumah... selalu harus ada yang dibuat"

Anakku,
Maafkan umi ya, 
Bekerja itu bukan keinginan... tapi amanah 
Sebuah ibadah... bukan cita-cita... 
Sebuah sarana ujian... bukan kesenangan.

Anakku. 
Kalian selalu membuat umi bangga, setiap hari, setiap detik...
Do'akan umi ya dalam setiap sholatmu
Jangan pernah sekalipun kalian meninggalkan sholat...

Umi ingin menjadi seorang ibu yang baik.... selalu. 







2 comments: