Dalam satu pengertiannya, ALERGI merupakan bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap sesuatu
yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak. Ini bisa berupa
substansi yang masuk atau bersentuhan dengan tubuh.
Menarik.
Saya akan mencoba membuat analogi tentang alergi dalam konteks yang berbeda yaitu ALERGI INOVASI.
Apa itu Alergi Inovasi?
Alergi Inovasi adalah suatu bentuk sistem kekebalan mindset sesorang terhadap sesuatu yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak. Ini bisa berupa substansi yang masuk secara pemikiran, paradigma atau konsep-konsep baru atau suatu tindakan yang "bersentuhan" dengan area kerja atau kompetensi seseorang.
Seringkali kita dihadapkan pada kondisi yang tidak meng-enakkan (baca: tidak nyaman) ketika kita dituntut untuk bekerja lebih baik namun lingkungan pekerjaan kita belum siap menerima suatu ke-lebih baikkan tersebut. Pimpinan kita mengharapkan kinerja yang optimal, output yang cetar dan prestasi yang gilang gemilang, tapi sayang dia tidak melihat kondisi "rumah"nya sendiri. Rumah yang mempunyai penghuni dengan karakter yang bervariasi.
Kemudian apa peranan pimpinan dengan kondisi ini?
Tugas utama seorang pemimpin adalah menyatukan VISI dari semua anggota yang dipimpinnya. Jika tidak, maka akan ada penyakit lama yang kambuh kembali menjangkiti mereka yang berdaya tahan tubuh lemah yaitu alergi perubahan atau dengan kata lain adalah alergi inovasi.
Pekerjaan adalah amanah. Ini bukan kenyamanan. Seringkali malah kita merasakannya sebagai beban. Kenyamanan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya adalah ketika dia dapat meluruskan niatnya dan menyiapkan mentalnya terhadap ujian yang datang. Jika pekerjaan dipandang hanya sebagai tempat untuk mendapatkan penghasilan semata maka apalah yang kita harapkan selain deretan rupian yang mampir di rekening kita per bulannya? Itulah yang akan kita dapatkan. Kemudian, pekerjaan yang telah terbiasa kita lakukan sehari-hari akan memberikan kejenuhan yang bertambah-tambah yang selalu kita usir dengan kegiatan-kegiatan pelampiasan diri. Seolah pekerjaan kita beraaaat sekali sehingga berlibur atau memanjakan diri adalah bayaran setimpal. Yakin???
Adalah istilah"Work Hard, Play Hard". Ini cocok ketika kita sudah bekerja optimal, maksimal sampai kita terlihat kumal (Hehehe itu yang terakhir cuma nambahin aja kok). Wajar kita merasa layak untuk mendapatkan reward untuk diri kita sendiri yang notabene dari uang kita sendiri juga. Ini fenomena yang wajar. Namun, jika yang terjadi sebaliknya? "Work (not) Hard, Play (must) Hard" ini paradigma pengecut dan membuat efek buruk terhadap orang di sekitarnya. Generasi seperti ini sebenarnya generasi pembawa virus yang mematikan! Seperti virus HIV. Tidak bisa disembuhkan, hanya bisa ditekan penyebarannya. Ujung-ujungnya mematikan juga hanya waktu hidupnya saja yang diperpanjang.Obat yang diberikan sudah pun memakan biaya besar tapi tetap saja tidak menjamin ketidak-kambuhan. Akan terus berulang dan mempengaruhi yang lainnya. Apalagi yang dekat-dekat dan tidak mengindahkan aturan. Selamat dech ya, anda akan terkena virus ini!
Namun saya tidak mau membahas "Virus" karena dampaknya sudah terdeteksi. Obatnya sulit ditemukan. Meratapi nasib Si Pengidap atau sekedar berempati sudah cukuplah. Saya lebih tertarik dengan "Alergi". Kenapa? Karena bahayanya seperti bahaya latent. Dia timbul tenggelam. Hadir seketika jika ada yang merangsangnya. Hilang seketika dengan obat anti alergi, namun besok kambuh lagi. Begitu seterusnya...
Alergi Inovasi.
Alergi ini akan diderita oleh mereka yang anti-perubahan. Mereka yang senang dengan status quo.
Oke, anda bisa membuat diri anda nyaman dengan itu, tapi satu hal, jangan pernah membuat orang lain yang berusaha menciptakan inovasi menjadi MATI. Penyakit anda ini membuat orang lain sakit hati, jengkel dan mati gaya. Apalagi jika anda tipikal orang yang keras kepala dan merasa punya kekuasaan padahal tidak. Anda yang hanya merasa lebih dulu lantas merasa paling berhak mengendalikan roda lajunya organisasi. Kami yang "anak baru" dianggap sebagai virus. Inovasi yang kami usung dianggap mengada-ada. Padahal ini adalah tugas negara. Siapa yang salah? Orang salah mana mau mengaku salah. Yang ada yang waras yang ngalah.
Tentang inovasi, ini sebenarnya menarik bukan?
Inovasi ibarat benih yang siap tumbuh. Benih yang hanya akan ada pada diri mereka yang memegang prinsip hakiki seorang manusia, yaitu menjadi orang-orang yang Muflihuun. Apa itu? Yaitu orang-orang yang beruntung. Seperti apa orang-orang yang beruntung? Adalah mereka yang menjadikan :
HARI INI LEBIH BAIK DARI KEMARIN. Mereka yang menjadikan hari-harinya sama (status quo) adalah mereka yang merugi. Sedangkan yang lebih buruk harinya adalah golongan yang celaka.
Konsep inovasi ada dalam alqur'an, ada dalam hadits Rasulullah. Kita orang Islam, kenapa malah jauh dari nilai-nilai Islam?
Jadi kembali lagi ke Alergi Inovasi. Mereka yang punya penyakit ini akan berusaha menolak, menyepelekan, merendahkan, menganggap aneh, mempersulit, mengancam dan mematikan. Ketika mereka berhasil melancarkan aksinya maka itu adalah kesuksesan. Ya, sukses membuat orang lain kalah.
Ketika seorang agent of change berhasil mematahkan mereka, apa yang terjadi? Mereka DIAM SERIBU BAHASA. Adakah pengakuan? Penghargaan? No...No...No.
Jangan harap! Mereka akan mengondisikan seolah "Nothing Happened". Ada apa ya? Oh, nggak tau tuh!
Prestasi kita dianggap hal yang biasa tak ubahnya seperti angin yang lewat memberi kesejukan dan setelah itu dilupakan. Dianggap ketika dibutuhkan, jika tidak ada kepentingan mereka tutup mata.
Kami tidak akan menyerah! Kami akan tetap berkarya. Diakui ataupun tidak. Karena Allah yang akan menolong kami, bukan anda!
Itulah gambaran orang-orang yang terjangkit penyakit Alergi Inovasi.
Semoga kita tidak termasuk di dalamnya.
Kita adalah ummat terbaik.
Bukan ummat yang hanya bisa menikmati tapi takut melakukan inovasi.
Rubahlah karaktermu, karena sesungguhnya kesuksesan itu adalah ketika kita berhasil memantaskan diri kita menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang banyak bukan memanfaatkan orang banyak-banyak.
Demikian, semoga berkenan.
Salam Semangat Perubahan!
Setujuuuu mn ondri, memberi manfaat sebanyak banyaknya kepada umat
ReplyDeleteBetul mba lisa... ondri siapa ya? Hihihi thypo yaa... mba lisa pun adalah pencetak perubahan... semangaat!
DeleteSetujuuuu mn ondri, memberi manfaat sebanyak banyaknya kepada umat
ReplyDeleteKiraen alergi penyakit medis apa tdi mbk indri..hehe
ReplyDeleteGotcha...! Ini juga penyakit loh... jangan salah... efek alergi ini bisa menyebabkan hipertensi dan tukak lambung
DeleteKiraen alergi penyakit medis apa tdi mbk indri..hehe
ReplyDeleteDuh bingungGmau komen apa.. bagis banget ceritanya mbak Indri. Jadi melek terhadap karakter orang yg sangat bervariasi yak
ReplyDeleteTerimakasih mba Vinny... begitulah kondisi dalam sebuah pekerjaan atau organisasi.. keep spirit and keep moving... no matter what...
DeleteMbak Indriiiiii....sering kejadian...:(((((
ReplyDeleteUni Share, ya..biar yang punya penyakit bisa tau klo lagi sakit..
Saya tersungging, berasa kena bangettt.. dwehhh hikkksss... hapeku kan ngga canggih canggih amat jadi keknya alergi ma perubahan gadged keluaran teranyar hahhaha..*nemu alesan buat ganti*
ReplyDelete