Sore itu Almira uring-uringan. Sudah sepuluh kali menelpon Indri tapi jawabannya hanya:
"Anda terhubung dengan kotak suara, silahkan meninggalkan pesan anda..."
"Begini nih kebiasaan buruk Kak Indri! Selalu lupa ngecek baterai hp. Saat genting begini lagi... " Gerutu Almira dalam hati. Boneka beruang berwarna pink yang ada di atas kasur empuk miliknya kini dipeluknya erat-erat. Almira menyerah. Pengumuman UMPTN yang ditunggu-tunggunya sedari pagi tak kunjung tiba. Tubuhnya yang semampai dihempaskan pasrah, kedua mata belonya dipejamkan perlahan....dipejam....dibuka lagi... dipejam...dibuka lagi... sampai matanya dikejutkan dengan sebuah angka yang tergantung di dinding kamarnya,
"Oh My God!!! Sudah jam 6 sore! Belum sholat Ashaaar!!!"
Seketika Almira loncat dari tempat tidur dan bingung harus berbuat apa. Diingat-ingat kembali pelajaran sholat yang diajarkan Indri. Dengan secepat kilat dia mengambil wudhu dan langsung melakukan sholat Ashar dengan hati cemas.
"Allaahu Akbar... Allaaahu Akbar..."
Adzan maghrib.
"Nyaris!" Adzan maghrib yang berkumandang tepat setelah salam pada rakaat terakhir. Almira tersenyum.
Selepas shalat maghrib, Almira memohon ampun kepada Sang Pemilik Semesta, atas kelalaiannya ini. Hanya urusan dunia, ternyata bisa melupakan hal yang paling penting dalam ibadah seorang muslim, sholat. Apakah kelalaian inilah yang membuat kesulitan yang sekarang dialaminya? Siapa tahu iya. "Duh, maafkan Mira ya, Ya Allah.." jeritnya dalam hati.
Setelah membaca satu halaman Alqur'an, Almira merasakan sesuatu yang berbeda. Kenapa ada perasaan yang begitu hangat dan dekat. Seolah ada yang tengah melihatnya. Memandangnya dengan tersenyum.... "Kak Indri...". Menetes airmata Almira. Siapa yang menyangka dia sekarang sudah bisa membaca dari kanan ke kiri dengan lancar, rentetan huruf hijaiyah itu seolah meloncat-loncat di matanya dan tiap kali dia membacanya. Huruf-huruf tersebut kembali tenang setelah Almira berhasil melaluinya. Aih, membaca Alqur'an itu lucu juga ya.... "mengasyikan ternyata!"
Kini dipeluknya buku suci itu dengan mesra. Rasa penasaran tentang pengumuman UMPTN sudah tidak begitu dia hiraukan. Toh, nanti juga tahu. Entah dari key, Ayu atau mungkin Kak Indri. Begitu pikirnya.
"Neng...Neng... ada tamu!" Ketukan pintu Bik Win mengagetkan Almira.
"Siapa, Bik? Si Ayu bukan?" Teriak Almira.
"Bibik nggak kenal, Neng, sepertinya baru melihat deh..."
"Papa dan Mama belum pulang ya,Bik?" Tanya Almira sambil membuka pintu kamarnya.
"Belum, tapi sebentar lagi sepertinya. Kata Tuan eh...kata Bapak mereka pulangnya paling telat jam 7 malam...gitu, soalnya sudah ada janji mau ketemu orang..."
Bik Win masih kagok memanggil pak Darwis dengan sebutan "Bapak" . Peraturan baru di rumah itu. Tidak ada lagi kosakata "Tuan" dan "Nyonya" lagi. Terlalu angkuh dan membuat kasta.
"Ya iyalah Bik, ketemu orang, masa ketemu setan.. Hiyyy..!!! Almira nakal. Dia menutup wajahnya dengan mukena yang masih dikenakannya. Sontak Si Bibik menjerit.
"Hiyyy...copot..copot...copot!!! Neng jangan nakut-nakutin gitu dong ah, Bibik kan jadi takut"
" Hehe...maaf, maaf, eh, apanya yang copot,Bik? Sini Al pasangin lagi!" Goda Almira dengan tawa renyahnya.
Jangan disuruh masuk dulu ya Bik! Biar Al lihat dulu orangnya..."
*******
Almira dan Si Bibik berjalan dengan perlahan.... sambil mengendap-endap... pandangan mata waspada... tangan keduanya memegang wajan anti lengket....
Haha! Tetap saja ya.... Almira...Almira...
Isssshhhh.... Aku nunggu di pojokan lah, penasaraaan...
ReplyDeleteHati2 lho... di pojokan ada... hiiyy
DeleteYaaaa.. Bersambung lagi...
ReplyDeleteSilaturohim itu kan menyambungkan... jadi harus terus bersambung agar kita bisa silaturohim terus...
DeleteSiapa siapa?
ReplyDeleteMba wied... kura-kura dalam perahu... ya?
DeleteKang Giwa, ya ...
ReplyDeleteEmang yang ganteng cuma kang Giwa?
DeleteSaya selalu menantikan kisah selanjutnya dari cerita ini, alasannya... setealah sekian lama vacuum dari tulisan ini apakah Bunda Indri masih memiliki 'the midas hand' seperti pada tulisan sebelum-sebelumnya... dan sekarang saya berani bilang,iya... 'the midas hand' itu masih ada
ReplyDeleteTerimakasih uncle ik.... aku merasa sangat beruntung tulisanku bisa dikunjungi uncle ik... tapi ngomong2... "the midas hand" itu apa ya?
Delete