Sunday, December 18, 2016

Hujan deras dan kelucuan yang terjadi


Kemarin, sewaktu aku pulang dari kantor Kementrian Hukum dan HAM, aku punya cerita menarik. 
Kalau kalian bertanya ada urusan apakah aku di kantor itu? 
Tenang, bukan urusan yang berat tentang hukum atau hak azasi manusia, tapi urusan hak cipta. Alhamdulillah sertifikat "catatan penciptaan" atau lebih dikenal hak cipta yang aku urus semenjak bulan Pebruari sudah selesai. Penantian yang berujung manis.
Ada yang menarik dari sertifikat itu. Setelah aku baca kata demi kata, sampailah pada pejabat yang menandatangani di bagian terakhir, sisi kanan bawah, alangkah aku terkejut! Karena apa? karena pejabat tersebut bergelar profesi yang sama denganku yaitu Apoteker! Coba dech perhatikan baik-baik di gambar, kelihatan, kan? Ada "Apt" - nya.

Seolah tidak percaya, tapi memang nyata adanya. Otomatis aku mulai kepo. Aku googling di Yahoo (Hehe... becanda a la Cah Lontong) bagi yang nggak "ngeh", Salam Lemper aja dech! Nah, kembali ke ceritaku, bersyukur Alloh telah menakdirkan adanya media canggih pencari data di dunia maya ini sehingga aku menemukan sosok yang sangat membuatku penasaran.  



 Ibu Erni yang sebelah kiri ya, yang memakai baju batik warna pink.

Itu satu. 
Yang kedua? Adalah ada cerita menarik pula. 
Setelah urusan selesai, hujan deras datang dengan gempita. Aku yang baru saja keluar gedung langsung lemas tak berdaya. "Bagaimana ini?" Jarak antara Kuningan - Meruya adalah jarak yang tidak dekat. Apalagi ditambah kondisi hujan deras begini, benar-benar membuatku sedikit khawatir. Bukan menyesali hujannya ya, bagaimanapun hujan adalah rahmat. Mungkin semesta ikut bersyukur dengan kebahagiaan yang aku dapatkan hari ini.

Allaahumma Shoyyiban Naafi'aan. Yaa Alloh, turunkanlah kepada kami hujan yang bermanfaat. 

Aku duduk di tangga luar gedung. Beberapa orang melakukan hal yang sama, jadi aku ada temennya juga, nggak malu gitu... sambil memandangi hujan, aku teringat pada... dia yang selalu menemaniku ketika aku pergi jauh. Selalu setia mengantar aku kemanapun. Tentu setelah aku klik "ORDER" dan kalau jaringan internet tidak bermasalah. 

Aku utak utik aplikasinya. Eh, Jawabannya "Error... bla..bla..bla.. please try again.." . Haduh, bagaimana aku pulang ini?? Sudah sore sekali. Sudah aku coba order ojeknya, mobilnya, tetep nggak bisa. Pake aplikasi kompetitornya, sami wae.. podo wae! Semua error. Wah, mungkin karena cuaca hujan deras, jaringan jadi terganggu. 

Pasrah. Aku kemudian memandangi hujan kembali. Dan cara terakhir adalah mencari taxi sajalah. Sayang, booking taxi via telpon hanya bisa melayani untuk jemput ke rumah. Jadi, aku tentu harus mencari taxi keluar gedung atau meminta tolong satpam. Okelah! 

Taapii... sedetik sebelum aku melangkah, tetiba aku mendengar handphone-ku berbunyi. "Kriiingg...!!" Eh, nggak gitu juga kali. Handphone-ku ringtone-nya begini,
  "Kita saling mengingatkan...Jangan gunakan tanpa anjuran... mari saling mengingatkan... jangan gunakan tanpa aturaan..."

Itu tadi lagu edukasi obat untuk masyarakat yang dibuat bersama dengan anggota ODOP yaitu mba Heni Susilowati dan mas Urip Widodo. Ingin tahu keseluruhan lagunya? Sabar ya, tunggu launchingnya nanti. 
Ohya, kembali ke ceritaku, ternyata yang menelpon aku adalah abang Gojek! Kok bisa ya? Padahal aku tidak berhasil melakukan booking Gojek melalui aplikasi. Tak lama kemudian abang Gojek datang. Dia sudah lengkap memakai jas hujan dan langsung menghampiriku. 

"Mba, tadi yang order Gojek, kan?" Tanyanya emastikan. 
"Iya sih Bang, tapi tadi nggak ada report berhasil booking. Sudah dua kali saya pesan." Jawabku sambil menunjukkan wajah keheranan.  

"Kok masuk ke saya yah orderannya? Mba tujuan ke Meruya, kan?" 
"Iya"
"Yaudah naik Mba, kita berangkat aja. Mba tau arahnya?"
"Enggak" Jawabku lugu. Si abang diam tak menjawab.

Singkat cerita aku sudah naik di motor matic abang Gojek yang begitu cool ini. Setelah keluar gedung, abangnya nanya lagi,"Mba, ini belok ke kanan atau ke kiri?", aku menjawab, "Kanan deh kayaknya", dan abang Gojek mengambil kiri.

Ini orang maksudnya apa sih? Aku kan nggak tahu jalan, masih ditanya juga. Udah gitu aku jawab salah pula, kan aku jadi malu. Sepanjang jalan tidak ada obrolan apa-apa, hanya derasnya hujan yang semakin mengguyur kami.

"Mba, saya heran deh, kok aplikasi bisa eror begini ya? Baru kali ini saya dapat kejadian begini. Kenapa ya?"

"Mana saya tahu Bang, ya Alhamdulillah saya ada yang antar pulang hujan-hujan begini."

"Apanya yang eror ya?"Penasaran banget sepertinya. jawabanku sama sekali tidak dihiraukannya. Idih, nyebelin!

Setelah sampai di kantorku dan hujan mulai mereda, kubuka helm dan jas hujan yang dipinjamkan si abang Gojek.

"Makasih ya Bang... ini uangnya"
"Oh iya, sama-sama Mba. Saya mau numpag duduk di sini ya Mba... masih penasaran kenapa aplikasinya eror, saya mau lihat dulu sebentar apanya yang salah".

Belum aku mempersilahkan, dia sudah duduk di teras depan kantorku lalu asyik dengan handphone-nya. Serius sekali. Sebelum aku mati gaya atau dicuekin lagi, kulangkahkan kakiku ke dalam ruangan kantor sambil otakku berputar kecil, "Ini abang Gojek apa programmer ya?"

Aneh.



 

8 comments:

  1. Apapun ceritanya tulisanmu selalu renyah Macan,

    wih bulik sama mas UW ikut kontribute ya..keren

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillaah mba wied, dirimu selalu menjadi obor penyemangatku dalam menulis. Iya mas UW dan mba Heni ikut menciptakan lagu edukasi obat yang berudul "Jangan Gunakan Tanpa Aturan" memang keren!

      Delete
  2. Jiah, Abang. Cuek tapi cool. Wkwkwk

    ReplyDelete
  3. Lelah dan laperr... ini sepaket saat hujan

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul banget.... semangkok indomie rebus dan the manis hangat sepertinya enak...

      Delete